Langsung ke konten utama

Bukan Emak DinoSayurus


Kemarin, waktu nganter shabira berangkat ke sekolah, saya ketemu langsung sama ibu guru wali kelasnya. Kemudian ditegur,

"Shabira akhir-akhir ini sering tidak masuk ya, bu?"

"Iya bu...kemarin nggak masuk karena radang tenggorokan"

"Emang shabira sering sakit ya...?"

Saya bingung mau jawab apa.

"Emangnya shabira nggak makan sayur di rumah?"

Saya diem lagi. Akhirnya kujawab singkat sambil teersenyum.

"Makan bu..."

Trus mplipir pulang.

Pertanyaan ibu gurunya itu sungguh sangat menusuk batin, jiwa, dan raga saya. Tiba-tiba saya jadi baper. Seolah-olah, kalau anak sakit itu yang salah emaknya. Emaknya nggak masakin sayur, emaknya nggak ngirisin buah, emaknya nggak beresin debu di jendela, emaknya jarang masak di rumah, emaknya sukanya ngeblog sampai lupa ngasih anaknya vitamin, emaknya keseringan fb kan sampai anaknya kedinginan ac nya lupa nggak di kecilin, emaknya seringnya masak pake minyak 10 kali pakai biar ngirit, emaknya ngobrol terus sama tetangga sampe nggak pernah ngepel dapur, dapur jadinya kotor. Jadinya anak batuk, anak pilek, anak radang tenggorokan, anak mencret, anak kurang tidur, anak jadi tempramental.

Pokoknya....semua salah emaknya.....!!!!


Trus apalagi ya....??? silahkan tambahkan sendiri.

Ngomong-ngomong masalah sakit, shabira itu jarang sakit. Waktu bayi dia emang langganan sakit, tapi setelah umur 3 tahun udah jarang pergi ke dokter.

Nah...baru kemudian akhir-akhir ini, sejak dia sekolah, dia jadi gampang pilek. Mungkin...mungkin karena dia belajarnya diruangan ber ac, atau bisa jadi ketularan sama temennya ( ini nuduh apa gimana nih?)

Nggak kok...nggak nuduh...cuma curhat dibumbui penuduhan hahaha...

Minggu kemarin, dia sempat demam sampe 39,9. Panik...udah pasti...kayaknya udah lama banget bocah2 nggak pada demam. Yang ada justru saya sendirilah yang akhir-akhir ini sering demam(demam panggung):p

Ngomongin masalah sayur, akhir-akhir ini sayur di rumah agak berkurang. Itu karena harga bawang naik, jadinya uang buat beli sayur dipake buat nambahin beli bawang#curcol banget

Jadi sebenernya, saya mau nulis apa?  Sebenernya, saya cuma mau curhat sekaligus menyemangati emak-emak di seluruh dunia. Bahwa kalau anak sakit itu bukan semata karena emaknya. Tapi karena harga bawang naik, uang sayuran berkurang#bawang melakukan konspirasi.

Tapi...yang terpenting di dunia ini adalah emak yang bahagia. Emak bisa saja salah. Maklum, emak kan bukan dinoSayurus yang badannya gede gak mempan di gilas motor bebek. Apalagi ayam semesta. Sama sekali gak elok kalau diibaratkan seperti itu. Mentang-mentang badannya gede trus disamain sama ayam semesta#lemparin wajan

Meskipun terkadang, emak juga salah. Salah, kenapa asik ngeblog sampai nggak sempet masak sendiri. Salah...kenapa keasikan nonton sidang jesicca sampe lupa nyapu ngepel ngejemur, anaknya jadi kelaparan.

Jadi intinya adalah...emak harus bahagia. Seperti menulis postingan aneh semacam ini#nggak jelas maksudnya tapi bahagia.

Postingan ini mengandung zat yang menyebabkan kantuk dan berpotensi mendatangkan kebingungan...waspadalah...waspadalah...hahahahha#ketawa ala bang napi.

#postingan abal-abal

Postingan untuk memenuhi targaet posting tiap hari, tapi bingung mau nulis apa hehehehe....





 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu