Langsung ke konten utama

Tips Agar Kursus Online Bisa Efektif Ala Bunda Sha


Foto: www.pexel.com
Akhir-akhirini, di media sosial banyak sekali kursus online. Kursus memasak, kursus menulis, kursus buat ini itu. Banyak sekali. Kursus-kursus itu juga dibanderol dengan harga yang cukup menggiurkan. Terjangkau banget untuk emak-emak seperti saya yang males keluar ikut kursus di luaran sana.

Salah satu hal yang paling saya sukai ikut kursus online itu, nggak harus pergi-pergi, nggak harus macet-macetan, nggak harus ngatur gimana waktunya antara anak dan keluarga. Cukup duduk di rumah saja dapet ilmunya.

Meskipun begitu, saya tetep harus memperhitungkan banyak hal dong ya, biar kursusnya tetep jadi ilmu yang bermanfaat nggak asal nyomot kursus. Dua bulanan ini, saya lagi ngebut ikut kursus. Selain karena butuh, juga karena harganya yang lagi murah meriah.

Nah, sebelum memutuskan ikut kursus, biasanya saya mempertimbangkan dulu hal-hal di bawah ini:

Kursus online yang sesuai passion

Namanya juga emak-emak haus ilmu, kadang denger ada obralan kursus yang harganya sampai anjlok banget itu pengen buru-buru daftar. Padahal, yang harganya anjlok itu nggak cuma kelas menulis, misalnya. Ada banyak kelas yang juga bayar nya lebih murah. Mumpung murah, lumayankan bisa bikin masakan tertentu, bisa nulis ini itu, bisa bikin kerajinan ini itu. Maruk, semua dipengeni.

Tapi tahu tidak, kebanyakan kelas yang diikuti ternyata juga tidak baik. Kita jadi tidak fokus. Pikiran jadi terpecah-pecah. Bisa dibayangin kan, kalau hari ini kursus bikin kue trus besoknya bikin artikel kesehatan? Pasti hasilnya jadinya cuma setengah setengah. Pengennya bisa semuanya, tapi malah nggak dapet semuanya. Jadi, saya coba pilih yang sesuai passion saja dan saya lakukan dengan serius agar hasilnya bisa maksimal. Yang lain-lainnya? Minggiiiir...


Atur waktu

Saya pernah dengar di radio, ada salah satu narasumber yang saya nggak tau siapa namanya. Mengatakan bahwa, wanita itu memang multi tasking, bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Tapiiii....andaikan saja para wanita itu bisa memilih satu saja yang memang dia sukai, dia tekuni, maka kesuksesan akan menghampiri.

Foto: www.pexel.com

Mengikuti kursus online, bisa diikuti sambil mengerjakan kerjaan lain. Tapi bukan berarti trus sembarangan mengatur jadwal. Sebisa mungkin saya tetap atur jadwal agar materi yang disampaikan bisa ditangkap dengan baik. Ikut tiga kursus dalam satu waktu, meskipun berhasil mengikuti belum tentu hasilnya maksimal. Ditambah lagi, jika setiap kursus itu biasanya ada latihan prakteknya. Pasti kita juga harus mengalokasikan waktu untuk membuat tugas-tugas tersebut. Jangan sampai, bikin tugasnya cuma asal-asalan saja.

Jadi mengatur jadwal serapi mungkin itu penting banget, agar ilmunya bisa terserap  maksimal. Tugas-tugas juga terlaksana dengan baik. Tidak hanya murah dan diborong semuanya. Karna meskipun biayanya murah, tetapi jika tidak serius menjalaninya, maka akan bubar jalan. Kecuali memang waktunya sangaaaaaat longgar, bolehlah ikut semuanya.

Lihat siapa mentornya

Meskipun hanya mentor di kelas online, saya tetap harus memperhatikan siapa yang akan menjadi guru saya. Bagaimana sepak terjangnya di dunia ilmu yang akan diajarkan?. Kenali dulu media sosialnya. Biasaya saya cek dulu orangnya jika baru kenal. Karena jika saya tidak kenal sama sekali, trus lanjut masuk kelas, biasanya saya jadi kurang greget gitu. Seperti ngomong sama orang asing, nggak tau gimana cara ngomong, nanya, dan protes hehe

Jadi ya, liat siapa mentornya itu tak kalah penting juga.

Cari testimoni

Kadang-kadang saya iseng aja kalau mau ikut kursus, cari-cari orang yang sudah pernah ikut kelas dengannya. Tanya gimana cara penyampaiannya enak apa nggak. Ada yang jawabnya jujur ada yang nggak mau jawab. hehe. Atau kalau ada, biasanya saya tanya ke penanggung jawab kursusnya. Saya tanya dulu bagaimana kelasnya, apa yang akan diajarkan, bagaimana cara ngajarnya, dan kapan waktunya belajar. Dengan begitu, saya jadi mudah juga memilih mana kelas yang benar-benar saya butuhkan mana yang tidak.

Jadi intinya, kelas online yang harganya murah atau offlne yang mahal, jika kita melakukannya hanya-asal-asalan, pasti hasilnya juga tidak sebagus kalau kita benar-benar serius. Begitu pula dengan kursus online gratis. Jangan mentang-mentang gratis, trus seenaknya sendiri. Karena bagaimanapun juga, kita harus menghormati orang-orang yang mau ngasih ilmunya gratis ke kita.

Untuk itu, alangkah baiknya jika sebelum ikut kursus diperhatikan hal-hal di atas ya...
Selamat mancari ilmu dan menambah wawasan.

Eh ngomong-ngomong kamu sudah ikut kursus apa saja bulan ini?

Komentar

  1. Saya aku baru kursus nulis mbak😊

    BalasHapus
  2. Kayak saya nih, Mba. Sering kemaruk mau ikut kursus ini dan itu, padahal belum tentu siap dan bisa semuanya. Hehehe

    BalasHapus
  3. Suka poin no. 1. Kalo gak sesuai passion, bisa2 gak ada gunanya ikut kursus online.

    BalasHapus
  4. Betul Mba..atur waktu ITU Yg agak susah..maklum kadang rempong sm anak

    BalasHapus
  5. Nice artikel mbaaa, dan noted banget semuanya berawal dari pola komunikasi

    BalasHapus
  6. tips yang bermanfaat, terutama soal ngatur waktu.
    thank you for sharing

    BalasHapus
  7. Thanks for sharing mba, sekarang jadi pemilih banget soal ikut kelas/kursus online

    BalasHapus
  8. Betul mbak. Bulan 8 kemarin saya ikut beberapa sekaligus. Akhirnya malah kelabakan sendiri

    BalasHapus
  9. Sebagus apa pun kelas online yang diikuti, kalau pesertanya gak antusias ilmunya cuma numpang lewat hehe

    BalasHapus
  10. noted mbak, tips tipsnya ini untuk saya yang suka tergoda ikut kursus-kursus online.

    BalasHapus
  11. Kursus atau training online memang harus sesuai passion. Setuju banget

    BalasHapus
  12. Sayalagi berkelana ikut kursus kursus nih, semangat yuk Mbak

    BalasHapus
  13. Setuju dg poin2ny
    Bulan ini belum bikin kelas mbaa

    BalasHapus
  14. Time management... Pe er besaaar. .

    BalasHapus
  15. Betul mba. Walau banyak kursus yang murah, apakah memang yang kita butuhkan. Apalagi asal ikut2an tidak akan max.

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu