Langsung ke konten utama

5 Bintang Yang Menghebohkan


Semalem, kepalaku rada-rada pusing. Tapi trus inget, kalau Shabira itu dapet tugas bikin bintang origami. Liat di status Bu guru nya, kok udah banyak yang ngumpulin padahal waktunya masih lama.

Akhirnya mau nggak mau mulai bikin. Pas mau bikin, liatin tutorial, rasanya aku pengen banting kulkas. Udah berkali-kali dicoba selalu gagal. Jadinya gak bintang, malah kodok. 

Dicoba lagi jadi Piramida. Dicoba lagi jadi makin nggak jelas. Videonya sudah kutonton bolak-balik, dan perasaan aku sudah ngikutin sesuai arahan jalan yang benar, tetep aja nggak bisa.

Ku akhirnya lelah...

Shabira kusuruh liat tutorialnya, siapa tau dia menemukan jalan kebenaran, tapi tetep aja nggak nemu.

Aku mulai frustasi, benci banget sama diri sendiri. Ngajarin anak bikin bintang aja kok nggak bisa.

Sampai akhirnya, aku ingat beberapa waktu yang lalu saat ada wawancara sekolah dengan psikolog, aku cerita kalau Shabira ini mudah patah, mudah menyerah, mudah putus asa. Aku jadi mikir, jangan-jangan perilaku itu meniruku.

Akhirnya, dengan sok-sok an gigih aku cari video lain di YouTube. Siapa tahu ada tutorial yang lebih gampang. Berkali-kali nemu, tapi rasanya tetap saja sulit. 

Sampai kemudian, entah video ke berapa yang sudah ku tonton, nemu tutorial yang jelas arahannya. Itu juga pakai bahasa cina hahaha...Tapi arahannya jelas kok. Ngasih taunya pelan-pelan dan kertas origami yang dipakai juga putih dan berwarna. Jadi 2 sisinya berbeda warna gitu, gampang ngikutinnya.

Akhirnya setelah berjuang dengan keringat dan quota, aku bisa bikin bintangnya. Huwaaa...Itu juga gak langsung lancar. Ada aja yang kadang salah ngelipetnya. Padahal gampang banget sebenernya. Tapi entah kenapa aku mampet banget nggak bisa ngikutin.

Kuncinya harus...

Sabaar...harus pelan-pelan ngikutinnya. Dan perhatikan betul-betul tutorialnya. Kesalahanku kenapa gagal terus, ternyata karena abis ngelipet gitu aku liatin bolak balik. Padahal, kalau posisinya beda sama yang ditutorial bisa jadi salah. Harusnya kertas posisinya tidak diubah-ubah. Baru ngeh aku...hahaha. 

Trus setelah bisa, tau-tau baru nyadar origaminya sampai mau habis. Wkwkwkwk. Latihan yang sangat boros.

Akhirnya, aku gak jadi ngomelin diri sendiri. Legaaa...

Dan...karena kejadian semalem itu, akhirnya aku mulai nengok blog lagi. Lho, emang hubungannya apa?

Tak pikir-pikir, sejak aku nggak pernah ngeblog lagi, otakku jadi rada lemot, mudah patah, mudah menyerah. Padahal dulu, kalau ada masalah sama blog, aku tuh betah banget ngotak atik sendiri. Googling sana sini cari solusinya. Kalau ngedit foto, bener-bener sampai detail banget. Dipilihin yang bagus-bagus, diedit pelan-pelan.

Sekarang?

Tugas sekolah Shabira aja asal kukirim. Yang penting ngumpulin. Hiks.

Jadi, mari encerkan otak dengan nge blog lagi...Nek ora males hahaha. Tadi pagi, liat ada ibu-ibu nyetatus betapa susahnya bikin bintang itu, ku hanya tersenyum. Ternyata aku tak sendiri 🙃🙃😀



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu