Langsung ke konten utama

#Jalan-jalan Purwakarta : Seharian di Cikoa ( 3 )


Melanjutkan cerita lagi ya...

Yang belum baca cerita sebelumnya ada di sini :

Nah, setelah kami ke Taman Satwa nya, trus lanjut ke Water Park nya, sekarang giliran ke Rumah Ilusi.

Waktu kami ke Rumah Ilusi, uang cash udah mepet banget. Mau ambil uang nggak ada ATM. Di sana nggak bisa juga buat debit. Padahal udah sore. mau nyari ATM takut nggak keburu juga. Akhirnya kami memberanikan diri untuk masuk. Tanggung mau pulang lagi. Karena sejujurnya kami penasaran dengan isi dalamnya.

Alhamdulillah, ngumpul-ngumpulin recehan akhirnya dapet juga tiketnya. Nggak nyangka tiketnya bakalan lebih mahal dari Taman Satwa. Kalau di Taman Satwa cuma 40rb, di Rumah Ilusi tiket masuknya Rp. 45.000/ orang. Lumayan mahal sih.

Tapi...kalau lihat dalamnya, okelah dengan harga segitu. Udah ditemeni seorang guide. 

Awalnya saya ogah dibuntuti sama orang. Cuma karena spot foto harus ada yang mengarahkan gayanya dan sudut-sudut pengambilannya, jadi ada seorang yang menemani kami muterin tempatnya.

Spotnya bagus-bagus buat Selfi dan foto-foto. Surga banget buat orang yang doyan foto. Sebisa mungkin, kalau belum mendapatkan gambar yang terbaik jangan berhenti foto begitu saja. Karena ujung-ujungnya nanti penasaran. Kayak saya. hahaha

Berapa kali jepret ini?? mas guide nya sampai manyun:D

Gedung tempatnya besar, bertingkat. Dan kalau saya dilepasin sendiri ke sana kemungkinan besar bakal tersesat karena jalannya nggak jelas. Nasib nggak mahir inget-inget jalan, tiap ketinggalan dari anak-anak langsung panik. Karena di sana tempatnya tertutup dan banyak ruang yang hammbbbuh banget:D

Di tempat ini, saya dituntut banget buat foto-foto, padahal kan saya nggak suka foto orang. Alias foto badan sendiri. Kalau difoto tanpa orang, hasil fotonya jadi kurang berbicara #eaaaa adududu. Tapi tenang...bakalan ada yang jadi model gratisannya kok. Dengan senang hati doi melakukannya. wkwkwk

Totalitas banget kan, modelnya hahaha

Cie..cie...akhirnya foto. 

Sekedar tips dari saya (belum apa-apa udah ngasih tips ya:D) kalau ke sini mendingan pas waktu pagi. Selain guide nya masih punya banyak tenaga bisa ngoceh sana-sini, make up juga masih on. 
Cuma kalau ke sana pagi, biasanya ramai. Banyak rombongan yang tujuan pertamanya ke Rumah Ilusi. Kalau mau pengen puas fotonya ya, masuknya sore. Saat orang udah mau pulang.

Cuma ya itu, kalau udah sore guide udah capek jadi males ngomong#jadi curcol ini. Kadang geregetan juga kalau ada guide yang pendiem banget. Kalau nggak ditanya nggak mau ngomong. Kan kami jadi bingung mau bilang apa trus mau ngapain.. Meskipun ya, tetep aja nggak masalah mau ngomong apa nggak. Yang penting bisa ngangkut foto pulang sebanyak-banyaknya.

Biasanya guide akan nunjukin tuh, cara fotonya gimana, gayanya gimana. Nah kalau guide nya diem, pasti pengunjung jadi bingung. Tapi, kalau sampai tempat akhir belum puas juga dan masih penasaran pengen foto, balik lagi aja ke tempat pertama. Walaupun agak jauh dan mungkin bisa tersesat, cobalah. Daripada nyampe rumah pengen balik lagi 😁




Kayak gambar di atas itu tuh, rasanya saya pengen balik lagi. Karena liat hasil akhirnya, ternyata saya harusya gemeteran, ketakutan, lebay-lebay gitu ya, ditegur sama Si Nenek. Tapi malah pose cengengesan. wkwkwk.


Ini juga nih, mau dimakan hiu malah pasrah. Tapi... nggak ada foto yang salah. Walaupun ekspresinya nggak sesuai perkiraan.

Di Rumah Ilusi ini, gambarnya bagus-bagus dan sepertinya masih terlihat baru. Atau sudah lama tapi terawat? Yang pasti kalau buat foto nggak malu-maluin lah.




Nah, buat yang penasaran pengen foto seperti itu, dateng aja ke Cikoa, Purwakarta. Untuk penunjuk jalan, tanya saja ke google map. Karna saya nggak mahir kalau nunjukin jalan-jalan nya. 

Kalau yang udah baca ceritanya dari satu sampai tiga, pasti udh pada tau kan harga tiketnya berapa. Kalau belum baca juga, silahkan cek dulu di link paling atas trus baca-baca.

Berhubung di Cikoa ini harganya lumayan mahal, karena waktu kunjungannya cuma sebentar saja, kecuali yang Water Park, menurutku kunjungannya bisa dicicil. Jadi minggu ini ke Rumah Ilusi, minggu depan ke Water Park, minggu depannya lagi ke Taman Satwa. Lumayan kan, tiap minggu bisa jalan-jalan meskipun di tempat yang sama. Atau dicicil tiap bulan juga bisa. Tiap bulan jalan-jalannya ke Purwakarta. hehehe.

Foto-foto di atas baru sebagian saja. Yang lainnya masih banyak. Yang gagal juga lebih banyak lagi, wkwkwkw.














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu