Langsung ke konten utama

Saat Marahan Dengan Suami





Jadi ceritanya,  kemarin waktu saya lagi benerin laptop di salah satu tempat service, ada mas mas lagi ngobrol. Dan entah karena emang saya lagi dapet rejeki ide buat ngisi blog atau emang saya dasarnya tukang kepo, apa yang mereka omongin itu ternyata terdengar sampai ke kuping saya.

Daaan...kira-kira obrolannya begini,

"Bro, lo kemana aja semalem? gua sms, gua telp kagak nyambung." Kata mas mas berjaket.

"Hp gue mati, bro."

"Emang kagak di charge? lagi mati lampu?" Katanya lagi.

"Kagak, gue lagi marahan sama istri gue"

"Hahahaa..."

Spontan, dua cowok di hadapannya langsung tertawa bareng. Mas-mas yang lagi marahan sama istrinya itupun tertunduk lesu. Menatap nanar pada lapto-laptop yang lagi dia benerin.

"Lha...apa hubungannya ngecas hp sama marahan sama istri?"

"Soalnya chargernya di dalam kamar, Bro. Trus gue dikunciin di luar, deh"

"Hahahaha..."

Kali ini, saya yang gantian tertawa. Tapi tertawa dalam hati, bro. Nggak bisa ngebayangin kalau sampai ketawanya kenceng, bisa-bisa didamprat sama mas-mas nya.

"Oh, pantesan... Lu nggak ganti baju hari ini. Ternyata lu kagak masuk kamar?" Seorang temannya lagi berkata penuh selidik. 

Mas mas yang lagi berantem sama istrinya pun cuma bisa menelan ludah kegetiran. Meringis, hatinya perih teriris-iris#mungkin.

Dan obrolan mereka terhenti sampai di situ saja. Nggak ada yang nanya-nanya lagi tentang perseteruan teman mereka dengan istrinya. Mungkin mereka udah saling paham dan nggak mau ikut campur urusan orang lain juga. Atau memang udah sering kayak gitu, saya juga tidak tau. Intinya, sikap mereka cukup baik. Tidak membully atau manas-manasin temannya yang aneh-aneh.  

Tapi, justru sayalah yang masih kepikiran sama obrolan mereka. Sambil sesekali ngelirik laptop yang baru saja dibenirin, saya ingat wejangan orang tua kami waktu itu. Saat kami masih awal-awal menikah, orang tua kami waktu itu berpesan, ketika sedang marahan sama suami, jangan macam-macam sama hal ini. Hal apa saja?

Minggat

Minggat atau pergi dari rumah adalah sikap yang tidak dewasa. Seorang suami istri yang sedang berantem, trus salah satu mengancam mau minggat, itu tandanya mereka belum cukup dewasa dalam berumah tangga. Minggat bukan solusi. Minggat hanya akan membuat hubungan keduanya menjadi jauh. Kecuali untuk menghindari pukul-pukulan pakai panci, ya monggo saja minggat. Tapi minggatnya cukup ke Alfa saja jajan:D

Rosulullah SAW bersabda: "Dua golongan yang sholatnya tidak bermanfaat bagi dirinya yaitu hamba yang melarikan diri dari rumah tuannya sampai ia pulang dan istri yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai ia kembali." (HR. Hakim, dari Ibnu Umar)

Sama juga dengan kasus di atas, menyuruh suami tidur di luar bukanlah cara tepat juga untuk menyelesaikan masalah. Kenapa nggak tidur bareng aja, trus main cubit-cubitan? Iya, kan? Ntar lama-lama juga akur sendiri.

Nggak masak

Nah, ini nih...kadang kalau lagi jengkel sama suami, bawaannya malas masak. Trus tempat nasi kosong, sayur gak ada, lauk gak ada. Dalam kondisi seperti itu, bukannya perseteruan jadi mereda, yang ada malah makin berantem. Orang jawa mengatakan, lapar dan ngantuk itu pantangan seorang suami. Jangan biarkan itu terjadi, mak!

Justru kalau lagi berantem, lebih baik masak makanan kesukaan suami. Siapa tau, setelah dimasakin yang cocok-cocok, suami terus jadi nurut kembali. Kebayang nggak, pas nggak ada makanan gitu, trus dia cari makan di rumah orang lain?#emak-emak siap lembar ember.


Menceritakan keburukan suami dan merendahkannya

Kalau lagi marahan, kadang bawaannya pengen curhat ke orang lain. Pengen maki-maki sepuasnya. Tapi hal seperti itu, bukannya justru merendahkan harkat dan martabat suami di mata teman? Ya, kalau yang diceritain itu nggak cerita ke mana-mana. Kalau dia cerita ke suaminya, tetangga, dan lain-lain juga? Apa nggak makin rendah suami dihadapan orang lain?

Sabda Rosulullah SAW: "Aku diperlihatkan neraka, ternyata kebanyakan penghuninya adalah wanita, disebabkan mereka kufur. Ditanyakan: "Apakah mereka kufur kepada Allah?" 

Beliau Bersabda "Mereka kufur kepada suami. kufur terhadap kebaikan. Seandainya kamu berbuat baik terhadap seseorang dari mereka sepanjang masa, lalu dia melihat satu saja kejelekan darimu maka dia akan berkata: "Aku belum pernah melihat kebaikan sedikitpun darimu" (HR: Bukhari dan Muslim)


Berkata kasar

Sebagai istri yang ngakunya cantik dan sholeha, harusnya nggak boleh berkata kasar dengan suami. Karna setajam-tajamnya pisau paling tajam di dunia ini, masih tajam lidah yang tak bertulang. Luka kena pisau bisa diobati, tapi luka hati karena kata-kata sulit untuk dilupakan#hmm

Nah, lho...Emak-emak pada nggak mau masuk neraka, kan?
  
Percayalah, para suami itu memang kadang jengkelin kalau lagi marahan. Tapi, rasanya sungguh sangat mengenaskan kalau pulang-pulang kerja dia harus tidur di luar ataupun di lantai depan tv. Para pejuang nafkah harusnya dipeluk-peluk, ya kan?

Tulisan ini sengaja saya buat, tidak dalam rangka menyindir atau menyalahkan siapapun. Hanya sebagai pengingat diri sendiri saja. Bahwa ada suatu masa, saya pernah denger curhatan suami yang lagi berantem dengan istrinya, dan nggak boleh masuk kamar sampai-sampai dia nggak ganti baju dua hari di tempat service laptop:D


Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community






Komentar

  1. Sukaa bgt isinya mba... Bnr bgt wlpn berantem gak perlu lebay smp bgtunya yaa... ngeri dosanyaaa...

    BalasHapus
  2. Cukup Sri aja yang Minggat dicariin dalam nyanyian. Nyanyian apa hayow?

    BalasHapus
  3. ilmu penting ini. terimakasih sudah berbagi mbak :)

    BalasHapus
  4. Istri bs msk surga dr pintu mana yg dia suka. Tp neraka kebanyakan wanita di dlmnya.

    BalasHapus
  5. Apapun yang terjadi,tetap di sisi sang suami

    BalasHapus
  6. Saya justru fokusnya kepada si pria yg lagi marahan itu �� Saluttt zaman now masih ada pria setia kayak gitu,ikhlas tidur di luar tanpa komplain & pindah ke lain hati #eeaaa

    BalasHapus
  7. Kreatif nih, Mbak. Dari nguping jadi tulisan, hehe. Dan poin-poinnya benar semua. Sip. Termasuk kalo minggat ke Alfa saja, haha

    BalasHapus
  8. Aduh..kalau saya mah lantas diem-dieman..tapi yang ga betah diem ya saya..terus langsung ngomong 😁

    BalasHapus
  9. nice info mbak, memang gak lucu banget kalau lagi marahan malah ditinggal minggat.

    BalasHapus
  10. Menarik sekali, kalau lebay nanti menyesal aja :D

    BalasHapus
  11. Kalo penulis mah idenya bisa dari mana-mana, ya, hihi ... tulisannya suka, lucu, infonya bermanfaat Thank you for sharing, Mba

    BalasHapus
  12. Kasian mas-masnya lagi dicuekin istrinya. PalPang susah tuh menahan diri supaya nggak ngebantah sama suami. Soalnya kadang-kadang kita nggak setuju sama pendapatnya ...

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu