Langsung ke konten utama

[Review] : Manajemen Waktu Efektif Untuk Emak Penulis Ala Dian Novandra

Gambar: Pixabay


Dian Novandra? 

Siapakah itu?

Dia adalah teman fb saya. hehehe

Tapi nggak cuma teman fb saja lho... dia adalah penyandang gelar Penulis Produktif 2018 versi Estrilook Comunity. Artikelnya sering nongol di www.Estrilook.com. Rajin ikut tantangan menulis. Makanya beberapa waktu yang lalu, doi didaulat oleh Sang Ibu founder, Muyassaroh buat ngisi sharing manajemen waktu di Estrilook Comunity. Biar anggota Estrilook pada ketularan produktif menghasilkan artikel-artikel kece dan nggak kehabisan ide.

Karena selama ini, banyak yang mengaku pengen nulis artikel banyak-banyak tapi ternyata waktunya sangat mepet dan terbatas. Jadilah tulisan nggak kelar-kelar. Nggak kelar-kelar trus lama-lama jadi menguap begitu saja. Lupa apa yang mau ditulis. Kalau ini mah, saya*sengaja curhat

Oke, lanjut ngomongin manajemen waktu. Kalau ngomongin masalah manajemen waktu untuk menulis, saya sendri masih begitu sangat pontang panting dan tidak teraturnya. Hadewh, ngomongnya sampai belibet. Saya sama sekali nggak punya catatan penting tentang mengatur waktu itu. Pokoknya nulis gitu aja. Nggak pakai diatur gimana-gimana. Kadang nulis kadang nggak. Tapi nyorat-nyoret ide di mana-mana.

Padahal, pengennya selangit. Pengen nulis ini, pengen nulis itu tapi nggak kesampaian. Lihat tuh, media sosial sampai kosong melompong begitu  jarangnya diisi status.

Nah, kemarin dalam sesi sharing manajemen waktu, Mbak Dian Novandra menjabarkan triknya. Gimana caranya doi, bisa nulis dengan sangat produktif meskipun sambil momong bocah.

Gimana caranya? Langsung cek ya...

Persiapan

Nah, dalam menulis itu, ternyata juga butuh persiapan yang begitu matang. Persiapan yang begitu matang, membuat waktu menulis menjadi lebih pendek. Karena udah disiap-siapain jadinya kan, gampang mau nulisnya.

Persiapan apa saja yang harus dilakukan?

Nyari informasi media mana yang bakal di "tembak". Iya. Nyari informasi tentang media yang mau disatroni itu penting. Biar kita tau, seperti apa bentuk-bentuk tulisannya. Jangan sampai salah sasaran, artikel yang seharusnya untuk media parenting masuk media online tanaman. 'kan kagak nyambung, yess?

Setelah tau media mana yang bakal di satroni, kemudian pedekate. Pedekate sama media nya jangan sama para komentatornya. hehe... Pedekatenya ya itu tadi, mengamati tulisan-tulisan yang sudah dimuat di sana. Biar tau, kira-kira tulisan yang seperti apa sih, yang bakal lolos dan dapat bayaran#eh

Setelah pedekate kesampaian, barulah atur waktu diri sendiri. Gimana caranya bisa nulis artikel Sehari duapuluh kali, eh, nggak ding, maksudnya gimana caranya biar kegiatan menulis yang emak lakukan itu bisa sesuai dengan jadwal diri sendri. Maklumlah, emak-emak itu kan rempong juga ngurus ini itu di dunia nyata. Makanya, harus bikin jadwal biar nggak berantakan keinginannya.

Setelah bikin jadwal, pasang target dulu. Kira -kira emak mau nulis artikel berapa biji? Duapuluh? tigapuluh?seratus? Jangan lupa, sesuaikan dengan jadwal yang sudah dibuat. Dan buatlah jadwal itu realistis. Artinya, jika emak hanya punya waktu 30 menit sehari, ya jangan bikin target bikin artikel seratus sehari. Kalau gitu mah, panggil doraemon buat sim salabim.

Jika punya target yang terlalu tinggi, padahal jadwal menulis cuma seuprit, sebaiknya turunkan saja targetnya. Legowo, kalau bahasa jawanya. Karna jika masih terus mengejar target yang terlalu tinggi, nanti ujung-ujungnya emak jadi stress dan malah nggak nulis-nulis. Kalau kata mbak stefi mah, bisa masuk UGD *trus dilempar laptop

Selain pedekate dan atur jadwal, ternyata penulis artikel itu juga harus terus belajar. Bisa ikut kelas gratis menulis artikel ataupun kelas berbayar. Kalau mau makin pinter ya, nggak boleh malas belajar dan nggak boleh malas nyetor duit buat ikut kelas.

Buat bank ide

Nah, setelah segala urusan persiapan dilakukan, jangan lupa juga siapkan bank ide. Kumpulkan sebanyak-banyaknya ide yang akan dijadikan tulisan. Menurut mbak Dian, ide bisa ditulis di note kecil terlebih dahulu. Jadi saat kita menemukan suatu ide, langsung tulis di situ idenya biar nggak kabur.

Bank ide membuat kita jadi mudah ketika ingin melakukan riset ataupun nyari data-data terkait tulisan yang kita buat. Apalagi kalau bank idenya sudah dibikin runut, pasti makin gampang dan cepet kalau mau nulis. Waktupun jadi semakin efektif bukan?

Nah, sekarang sudah paham semua kan triknya? Tinggal dilaksanakan dong...

Jangan lupa juga, biar makin efektif, bikin jadwal harian buat emak sendiri. Seharian itu mau ngapain aja? Karena kalau nggak dijadwal, biasanya waktu jadi nggak jelas. Mau nulis, eh ujung-ujungnya malah baca status nggak selesai-selesai. Tau-tau waktu sudah habis, padahal tulisan belum satupun dibuat #nyesek.

Jadi atur-atur saja sesuai jadwal emak masing-masing. Gitu ya, Mak. 
Ayo, yang pengen tulisannya segera dipajang di media-media kece, segera menulis!


Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community
  

Komentar

  1. Saya biasanya hanya to do list saja. Emak banyak alasan ini mah. .hehehe..makasih mbak sudah dirangkumin

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu