Langsung ke konten utama

Ramuan Hipertensi


www.kompas.com
Hipertensi atau sering disebut dengan darah tinggi, bukan lagi hal yang asing di lingkungan kita saat ini. Pun begitu, tidak hanya orang tua saja yang menderita penyakit ini. Beberapa orang dari kalangan ibu-ibu muda seperti saya, ternyata juga sudah banyak yang mengeluh sering mengalami hipertensi atau darah tinggi. Iya, saya masih ibu muda#nggak ada yang nanya

Beberapa bulan yang lalu, sempat ke dokter beberapa kali karena tekanan darah saya keseringan di angka 170/100 mmHG. Padahal normalnya kan, 120/80 mmHG. Saya sempat panik, nggak nyaman mau pergi ke mana-mana. Pusing dikit tidur, capek dikit tidur. Ujung-ujungnya saya malah makin stres gara-gara mikirin tekanan darah saya sendiri. Maklum, bapak saya juga seorang penderita hipertensi. Jadinya agak takut  jika penyakit itu menurun pada saya juga.

Saya coba minta obat ke dokter langganan agar tensi saya normal kembali. Tapi, dokter langganan saya bilang, bahwa minum obat hipertensi itu tidak bagus. Beliau justru menyarankan agar menggunakan cara alami dulu. Kenapa tidak dicoba dulu mengubah pola makan?

Kebanyakan ibu-ibu muda kayak saya ini, pola makannya salah. Makan gorengan banyak-banyak, makan lemak sesukanya. Bentar-bentar makan di luar, bentar-bentar ngumpul makan-makan#hmm

Saya sebenernya agak-agak ragu sih, kalau disuruh ngatur pola makan. masalahnya ya, itu tadi.

Bisa nggak, saya mengubah pola makan?

Tapi dokter langganan saya terus berusaha meyakinkan bahwa saya pasti bisa. "Coba aja, nanti kalau memang tidak turun, berarti kita tempuh langkah selanjutnya" Katanya. 

Lalu beliau memberikan ramuan untuk saya. Sambil minum ramuan itu, saya diminta untuk cek tensi rutin setiap pagi ke kliniknya.

Dan hasilnyaaaaa....berhasil. Bahkan nggak sampai seminggu tensi saya turun normal kembali. Dan pas cek darah kemarin, kolestrol saya yang awalnya tinggi, akhirnya kembali merendahkan diri. Hehe 

Ramuan itu sekarang jadi andalan saya kalau tensi sedang nanjak nanjak minta piknik.

Ramuannya apa itu?

Jus belimbing

Shutterstock

Yup, segelas jus belimbing setiap pagi hari ternyata bisa membantu untuk menurunkan darah tinggi. Buah belimbing bisa dijus dengan daun seledri dan apel kecil-kecil. Diminum setiap pagi sebelum sarapan. Cara buat jus nya gampang kok.

Bahan:

1 buah belimbing
2 batang seledri agak besar
1 buah apel kecil atau separuh apel fuji (kalau apel kecil tidak ada)

Lalu dijus tanpa diberi gula ataupun susu.

Paginya minum jus belimbing, sedangkan sorenya minum jus mentimun tanpa gula juga.

Jus mentimun


shutterstock


Bahan jus mentimun:

1 mentimun besar atau 2 buah mentimun kecil.

Minum rutin secara selang seling. Misalnya, pagi minum jus mentimun, sore minum jus belimbing atau sebaliknya.

Selain minum jus, asupan makanan yang kita makan pun harus diatur. Tidak boleh makan banyak gorengan, kurangi makanan yang mengandung bahan pengawet, tidak makan makanan yang banyak mengandung lemak.
Daaan...tentu saja olah raga rutin. Jalan kaki, misalnya. Itu saja sudah cukup membantu mengontrol tensi darah.

Jika tensi tidak turun juga, tidak usah khawatir. Semakin kita panik, semakin kita banyak pikiran, tensi tentu semakin tidak bisa stabil. Jadi intinya, pola makan yang sehat harus dibarengi dengan pikiran yang sehat pula.

Berani mencoba ramuan saya?




  

Komentar

  1. makasih mbaa, infonya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. Kalo mbak hipertensi,sama malah darah rendah. Minum jus belimbing sama mentimun bisa tiung2 kalo saya. Wkwkwk

    BalasHapus
  3. Good info mb..
    Makasih ramuannya 🙏

    BalasHapus
  4. makasih infonya mbak, memang lebih baik pengobatan secara herbal ya mbak.

    BalasHapus
  5. salam kenal mbak ^_^..
    baru tau saya mbak cara yang pertama..penasaran gimana rasanya..
    nanti coba dishare ke keluarga, soalnya ada tensinya tinggi juga..
    makasih ya mbak sharingnya ^_^..

    BalasHapus
  6. Informasinya sangat bermanfaat. Memang benar penyakit akan tambah parah kalau kita pikirin terus. Saya pernah baca kalau 90% penyakit berawal dari pikiran kita

    BalasHapus
  7. Tulisannya sangat bermanfaat. Harus hati-hati dengan cemilan, sekarang ini masih muda banyak yang kena penyakit darah tinggi, malah banyak juga yang kena stroke.

    BalasHapus
  8. Di dekat rumahku juga ada yg seperti ini mba, tidak menyarnkan minum obat tapi harus jaga pola makan. Karena kalau gak dijaga, minum obat pun akan percuma.

    BalasHapus
  9. Wah, tulisannya bermanfaat sekali mbak. Boleh dong request untuk yang punya darah rendah? Soalnya saya darah rendah mbak... :)

    BalasHapus
  10. betewe udah lama gak makan belimbing ^^


    https://www.ngerayau.com/

    BalasHapus
  11. Jus seledri juga bagus mbak, jadi adem

    BalasHapus
  12. Saya justru tekanan darah rendah mbak. Hehe

    BalasHapus
  13. Kalo belimbing dan timun saya lebih suka dimakan langsung.. .

    BalasHapus
  14. Ibu saya ni,yang sering bikin. Jus mentimun sama seledri. Yang alami meski gak instant tapi pasti lebih aman

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu