Langsung ke konten utama

Menyimpan Dokumen Penting Ala Bunda Sha


Musim daftar sekolah sudah dimulai nih...biasanya, kalau musim daftaran sekolah kayak gini, emak ribut ngapain?

Ribut nyariin dokumen

Kartu keluarga di mana?
Akte kelahiran anak di mana?
Surat ini itu di mana?

Lalu kemudian rumah jadi rusuh gegara emak nggak nemu-nemu juga apa yang di cari.

Pernah mengalami hal demikian? Pernah banget. Tapi itu dulu. Sekarang masih sama saja. Hahahaha. Nggak ding, saya sekarang udah jarang sekali ribut nyariin dokumen kayak gitu. Karena saya udah tau gimana cara nyimpennya.

Kemarin, waktu suami mau bikin paspor pun tinggal buka buka trus ambil. Gampil pokoknya. Nggak perlu mengaduk-aduk rumah sampai kayak kapal pecah dan bikin horor seisi penghuni rumah. 

Dokumen-dokumen itu, kadang ajaib. Kalau pas lagi butuh entah di mana, kalau nggak butuh aja nongol sesuka suka.  Ghoib. Perasaannya sih, gitu. Padahal, bisa jadi memang nggak pernah disimpan rapi jadinya kayak kadang-kadang nongol, kadang-kadang nggak.

Nah, agar dokumen-dokumen itu tetap aman nggak tercecer di mana, dan nggak perlu waktu banyak untuk mencarinya, saya punya cara untuk menyimpannya. Gimana caranya? Simak ya...

Siapkan folder khusus

Siapkan dua folder khusus berukuran lumayan besar. Tapi jangan besar-besar dan jangan juga terlalu kecil. Seukuran kertas A4 lebih besar sedikit seperti gambar di bawah ini. Setelah siap, lalu beri label.

Beri tulisan Top Level dan Middle Level seperti ini



Top Level untuk menyimpan dokumen-dokumen yang sangat penting seperti kartu keluarga, surat nikah, akta kelahiran, dokumen rumah, dokumen mobil dsb

Sedangkan Middle level untuk untuk menyimpan dokumen-dokumen yang tidak terlalu penting seperti slip gaji, kartu asuransi elektronik, buku manual, dsb. 


Sortir dokumen

Setelah folder di beri label, ambil amplop coklat ukuran lebih kecil dari ukuran folder Top Level lalu kelompokkan dokumen sesuai dengan kategorinya. Misalnya, dokumen mobil A. Di dalam dokumen mobil A, masukkan surat-surat pentingnya, seperti BPKB, buku garansi, buku servise, dsb.

Begitu juga dengan amplop dokumen rumah. Masukkan surat-surat penting rumah ke dalam amplop coklat bertuliskan dokumen rumah.



Apabila rumahnya banyak. sebaiknya rumah satu dengan rumah yang lain dipisah. Begitu juga dengan kendaraan, kendaraan yang satu dengan yang lainnya sebaiknya tidak di campur.

Simpan dokumen

Setelah dokumen dimasukkan ke dalam amplop coklat sesuai dengan kategorinya masing-masing, baru kemudian masukkan lagi ke dalam folder besarnya.

Dan terakhir, masukkan ke dalam tempat penyimpanan. Bisa lemari, bisa brankas, atau apapun di tempat yang mudah dijangkau tapi tidak teerlihat. Untuk memudahkan kita jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Saat kebakaran, misalnya.

Dalam sebuah artikel yang saya baca tentang tanggap bencana, dianjurkan untuk menyimpan dokumen-dokumen penting itu dalam sebuah tas ransel khusus. Agar ketika bencana terjadi, kita bisa siap-siap menggendongnya.


Kembalikan ke tempat semula

Mengembalikan dokumen ke tempat semula itu penting. Kalau sudah disimpan dengan rapi, sebaiknya jangan lupa kembalikan lagi ke tempatnya semula. Kadang, dokumen akan tercecer lagi kalau selesai kita pakai tidak kita kembalikan lagi ke tempatnya. Ujung-ujungnya ya, nyari lagi deh.

Nah, itu cara saya menyimpan dokumen di rumah.
Tertarik untuk mecoba?

Eh, ngomong-ngomong emak semua punya cara nyimpan lebih kece nggak? Tulis dikomentar ya...


Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community









Komentar

  1. Mencari dokumen disaat kita butuh memang wat pusing kepala. Good idea nich... Thanks sharingnya.

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu