Langsung ke konten utama

#Jalan-jalan Kuningan : Museum Linggarjati


Berawal dari keinginan suami ngajakin kami jalan-jalan. Akhirnya kami memilih untuk pergi ke Kuningan saja yang deket. Lumayan sih, perjalanan hanya sekitar 4 jam dari Bekasi. Walaupun agak macet waktu itu, tapi macetnya hanya di jalan tolnya saja. Jalan menuju Museumnya terbilang cukup lengang alias sepi.

Kenapa kami memilih ke Kuningan? Jawabannya, karena kami memang suka iseng aja ke tempat-tempat yang pengunjungnya agak sepi. seperti di Museum Linggarjati ini. Museum Linggarjati terletak di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.

Sebelum kami ke sana, kami sudah memprediksi bahwa keadaan bakalan lengang, sepi tak berpenghuni. Biasalah ya, museum biasanya selalu begitu. Bisa selonjoran sekaligus foto-foto tanpa ada gangguan lalu lalang pengunjung. Tapiii... kami salah besar. Secara, di Museum ini ternyata pas lagi ramai pengunjung. Selain beberapa rombongan keluarga yang yang datang, ada beberapa gerombolan anak sekolah yang lagi belajar juga di sana. Foto-foto, nyatet-nyatet, trus sibuk pindah-pindah tempat bebarengan. Suasana jadi begitu ramai.




Biaya masuk ke Museum ini begitu sangat murah. Aduh, sampai bingung mau nyebutnya gimana. Soalnya, bayarnya cuma Rp. 2.500.00. Dua ribu lima ratus ya, maaaak...Murmer banget kan? Kalau dibeliin gorengan cuma dapet empat biji saja. Ini, masuk museum udah bisa buat update blog sama foto-foto bayarnya segitu doang*Eh

Di museum ini, ternyata kita nggak jalan sendiri. Ada guide yang siap menemani langkah kita menyusuri sudut-sudut ruangan. Guide nya banyak. Nggak seperti museum-museum lain yang pengunjungnya diumbar begitu saja, ini bener-bener dikasih tau infonya secara detail. Diceritain gimana terbentuknya gedung itu sampai menjadi sebuah Museum. Kisah selengkapnya bisa baca di sini ya...

Bangunan gedung ini, kalau saya bilang sebenernya nggak luas banget. Tergolong sempit gitu lah. Hanya terdapat beberapa kamar dan ruangan yang dipakai untuk perundingan. Di bagian belakang ada dapur yang sangat kecil.

Saat muter-muter di dalam area gedung, kami menemukan ini


Tempat tidur para peserta perundingan



Ibu Maria Ulfah Santoso


Ibu Maria Ulfah ini adalah Menteri Sosial RI yang pertama. Beliaulah yang mengusulkan kepada Sutan Syahrir, agar Peundingan di laksanakan di Linggarjati. 



Ruang Perundingan

Ruang santai para peserta perundingan
Ruangan ini terdapat di bagian belakang gedung. Ada Foto Presiden pertama Ir. Soekarno di ruangan ini.


Foto Ir. Soekarno
Nah, yang luas justru di bagian luarnya. Bagian belakang gedung ini, ternyata luas banget.




                                                                                                                                                                  Hamparan rumput menghijau terlihat begitu terawat. Ada juga kolam ikan untuk terapi. Tapi saya sama sekali tidak menyarankan kamu semua untuk nyemplungin kaki ke kolamnya ya...kasihan ikan-ikannya nanti pada mabok bau kaki pengunjung :D

Bapak-bapak ngeyel :D
Udah, Gitu aja.

Nah, buat kamu yang sudah menggunakan jasa guide sebaiknya berikan sedikit imbalan untuk mereka. Agar mereka tidak mutung nyari pekerjaan lain yang nggak halal. Lumayan kan, kalau ada guide di Museum ini, bisa sangat membantu banget buat para pengunjung yang pengen tau secara detail sejarahnya. Ada beberapa diantara mereka yang mahir bahasa inggris juga lho. Karena saya lihat, ada beberapa turis asing yang menyewa guide itu, lalu menjelaskannya dengan bahasa Inggris fasih. 

Saran saya kalau ke gedung ini, buanglah sampah pada tempatnya. Karena gedung ini ternyata bersih banget. Sudah bersih, tertata rapi, pula. Nggak nyangka, dikelola cukup bagus. Sayang kan kan ya, kalau para pengunjung dengan tidak bertanggung jawab mengotori museum ini.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu