Langsung ke konten utama

#kegiatan anak: Belajar Menjahit


Pagi-pagi, rumah udah lumayan bersih. Lumayan lho ya...lumayan bisa buat jalan tanpa nginjek sesuatu:D

"Kalau udah bersih begitu, tugas kamu ngapain nak?"

"berantakin..."

"Iya...betullll..."

#trus emaknya ngumpetin mainan

Jadi hari ini, pagi-pagi judulnya berantakin rumah. Rasanya ada sesuatu yang kurang gitu ya, kalau pagi-pagi rumah sudah bersih. Hahaha. Berasa ditinggal mudik sama penghuninya.

Kebetulan Shabira masuk siang. Trus pagi-pagi udah bangun kayak biasanya. Rencananya mau bikin gambar apa gitu, sambil melanjutkan dongeng semalam yang tertunda karena ngantuk. Tapi trus lihat ada kardus nganggur, jadilah kami memutuskan untuk menjahit saja. Selama ini, Shabira selalu takut kalau dibilang mau diajarin menjahit. Padahal kan, menjahitnya nggak pakai jarum dedekkkk...

Tadi juga dia sempet menolak. Tapi setelah kubilang kalau nggak ada jarum, akhirnya dia mau.

Kalau menurut bacaan-bacaan yang saya baca di internet, belajar menjahit ini bahannya nggak ribet. Semua bisa didapatkan di rumah. Dan yang pasti nggak usah beli dong... Jadi emaknya bisa lebih ngirit.

Bahan yang perlu disiapkan hanya ini saja.



Seperangkat kardus bekas susu, pembolong kertas, spidol, tutup wadah kue buat pola, dan gunting. Jangan lupa siapkan tali kasur dan lakban ya...eh, maaf ini kardus sama tali kasurnya nggak ke foto. Hehe...

Cara membuatnya cukup gampil juga kok.

Pertama, buat pola di atas kardus terlebih dahulu. Boleh kotak boleh lingkaran. Sesuai selera aja. Atau bikin dua duanya juga asik. Bikinnya dua pola yang sama ya.

Lalu susun kertas kardus, trus di bolongi pinggir-pinggirnya pakai pembolong kertas.


Kalau sudah selesai, siapkan tali kasur yang agak panjang. Tapi jangan panjang banget ya, dikira-kira aja sampai cukup ngejahit bolongannya. Tali simpul ujung satunya. Sedangkan ujung satunya lagi kasih lakban biar kaku. Biar gampang kalau masukinnya. Jika sudah, tinggal beri contoh kepada anak, gimana cara masukin talinya. Selesai.

Model jahitannya bisa macem-macem lho...awal-awal anak agak kesulitan masukin talinya. Tapi lama-lama, setelah beberapa kali mencoba dia ternyata ketagihan juga, pengen nyoba lagi dan lagi. Penasaran mungkin kali ya.

Daaaan....hasilnya seperti ini





Menjahit ini, bisa menguji kesabaran dan konsentrasi anak. Karena kalau lubangnya nggak tepat, nggak bakalan bisa masuk talinya. Selain itu, anak juga dituntut untuk menggunakan perasaannya. Kalau narik talinya terlalu kencang, nanti kardusnya bisa sobek.

Harus serius ya nak...

Jangan berharap, setelah latihan menjahit seperti ini anak-anak trus bisa jahit celananya sendiri yang bolong ya...karena emaknya aja lebih milih nungguin tukang permak daripada jahit sendiri. Hahaha...
Anggap aja ini cuma latihan keelitian aja. Sekalian nglemesin tangan emaknya biar gak pegang hp terus :D

Sekedar tips aja, kalau mau ngajak anak belajar menjahit ini, usahakan dia makan dulu biar kenyang. Soalnya, tadi Shabira ngamuk-ngamuk waktu masukin jarum bukan karena nggak bisa, tapi ternyata karena lapar belum sarapan:D

Selamat mencoba emak-emak semua...Semoga makin akrab sama anaknya ya:D








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu