Tentang Mangga dan Sebuah Pilihan
Setelah sekian lama merindukan pepaya merah nan kriuk kriuk dari tukang buah, akhirnya hari ini saya pergi ke tukang buah langganan. Sampai di sana, pepaya yang diidam-idamkan pun nangring dengan cantiknya. Bersanding dengan buah mangga yang besar dan bau nya begitu menggoda.
Shabira yang kala itu pulang sekolah dan langsung ikut, menyenggol lengan saya,
"Bun, beli mangga dong..." bisiknya.
Saya bingung. Antara mau beli mangga atau pepaya. Niat awal kan pengen beli pepaya, nggak mau beli mangga. Lagipula, kalo lagi nggak musim, mangga harganya bisa melejit naik tiga kali lipat kayak harga garam#eh. Pas musim aja harganya udah mahal, apalagi kalau nggak musim.
Singkat cerita, karena godaan iman dari mangga yang ranum-ranum itu, akhirnya saya pun jadi pengen membelinya. Tapi sebelum ngomong beli ke mas-mas tukang buah, saya suruh shabira buat milih antara beli mangga atau pisang. Karena selain suka buah mangga, shabira juga suka buah pisang. Kalau dia mau pisang kan, lumayan...harganya beda jauh, dapet banyak pula kalau sekilo.
"Nggak bun...aku mau mangga aja, nggak mau pisang" katanya sambil terus milih mangga yang mau dia ambil. Saya pun mengelus dada pasrah. Sudah kebayang berapa harga yang harus dibayar untuk dua buah mangga.
Waktu bayar mangga ke mas-mas tukang buahnya ,saya syok. Ternyata lebih mahal dari perkiraan. Dua buah mangga itu disuruh bayar 20 rebu. Alamak...mihilnya..... tapi berhubung shabira ngebet pengen beli, ya sudahlah...
Mangga satu sepuluh rebu:(
Di mobil, saya langsung ngomel-ngomel,
"Adek nih, jajannya mahal banget" kataku.
"Jajan apa, bun? Aku kan gak mampir alfa. Nggak jajan" sanggahnya
"Tapi kamu beli mangga harga 20 rebu, dek..." jelasku
"Hah?? Emang mahal?" Tanyanya lagi.
"Iya, mahal...."
Dia diem sebentar. Trus malah ikutan ngomel.
"Bunda sih, suruh milih pisang apa mangga, jadinya aku kan mau pilih mangga...besok lagi nggak usah nyuruh milih-milih ya...Kalau mau beli pisang, ya udah beli pisang aja..."
Krompyaaaanng....*suara piring jatuh terbelah-belah
Apakah dia sedang menyuarakan suara hati bapaknya????
Selama ini, saya kalau ngasih pilihan selalu begitu. Nggak butuh jawaban orang lain, tapi pura-pura nanya. Dan setelah sekian lama begitu, baru anakku yang berani ngomel-ngomel ke emaknya ngingetin. hahahahaha....
Eh, emak-emak begitu juga nggak sih???
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)