Langsung ke konten utama

Mendadak Kaya, Apa yang Harus Dilakukan?


Saya pernah terjebak pada situasi di mana hidup serasa mencekam setiap harinya. Empot-empotan ngatur keuangan agar cukup sampai akhir bulan. Pengen makan ini harus ditahan. Pengen beli itu harus dilupakan. Mau beli baju sampai semua bulukan juga nggak sanggup. Bahkan, sampai mau beli sandal buat anak yang udah buluk banget aja nggak mampu. Sampai-sampai, bayar uang berobat pun harus ngutang-ngutang ke temen dulu. Pokoknya serba miris dan bikin mringis pake banget deh...Tak 'kan pernah ku lupakan.

Tapi kemudian, setelah melewati masa-masa mencekam dan penuh ketar-ketir itu, tetiba seorang yang dulu pernah pake uang suami nelpon. Bahwasannya, dia mau ngasih semua uang yang pernah dipakainya langsung secara cash. Mau dilunasin semua (tunggu, aku tak mencoba terbang ke masa lalu dulu, biar emosinya dapet :D:D)



Gimana nggak hebring????

Uang yang udah hampir kami lupakan, uang yang kami tagih dengan tangis darah dan air mata tiba-tiba mau dilunasin cash? Ya Allah...bahagianya luar biasa. Mengingat jumlahnya aja kami gemetaran. Jumlahnya seper wow...wow banget buat kami yang waktu itu sedang dalam kondisi terpuruk seperti itu. Rasanya seperti mimpi.

Saat uang masuk ke saldo rekening pun, rasanya kami belum percaya bahwa kami sekarang udah punya uang sebanyak itu. Yang kemaren harus ngutang buat bayar rumah sakit, sekarang tiba-tiba rekeningnya jadi gendut.

Dari masa peralihan yang awalnya nggak punya duit trus tiba-tiba langsung punya duit itu.... rasanya kalap. Pengen beli baju yang banyak, pengen makan di sana, pengen ke restoran yang di situ, sana, sini, semua dicobain. Jalan ke sana, jalan ke sini, kayak nggak ada beban. Maklum, OKB... Orang Kaya Baru*kibasin duit

Kami lupa, bahwa duit itu juga ada habisnya kalau dipakai. Kirain kayak gambar bisa ngeprint sendiri. Kirain kayak air sumur, tinggal buka kran langsung keluar. Eh, nyatanya....setengah tahun kemudian, kami kembali ke masa-masa sulit. Masa-masa di mana kami harus makan lauk seadanya, naik motor butut, ngirit sana sini buat bayar sekolah.

Lha duitnya kemana??? Duitnya habis!! 

( sengaja dikasih tinta warna merah biar nggak pada minta hahahaha )

Jangan tanya duitnya buat apa, kalau ingat itu rasanya bikin nyesek. Saat itu, kami cuma bisa menatap nanar pada pohon belimbing yang bergoyang. Kenapa jadi seperti ini?? Padahal kalau waktu itu duitnya buat umroh sekeluarga, kita sekarang udah bisa naik pesawat gede...Padahal, kalau uangnya waktu itu diinvestasikan buat beli sapi, kayaknya sapinya udah beranak pinak jadi duit ya... padahal kalau buat ningkat rumah, sekarang kita udah bisa bobok syantik di ruang atas ya....padahal....padahal...Telaaaat! uangnya udah habis baru nyesel.

Kejadian bertahun-tahun silam itu, memberikan pelajaran berharga buat saya. Eh, kami ding...kan oknumnya kami berdua hahahahaha#cari temen

Saat itu, saya ngerasa benar-benar terpuruk. Tapi namanya hidup, rasanya nggak seru kalau jalannya lempeng aja. Harus ada liku-likunya, biar buat jadi pembelajaran hidup, biar bisa buat ngisi blog juga#menghibur diri ini. Aslinya mah, sumpah nyesel banget. Tapi mau gimana lagi, nasi sudah menjadi bubur. Kalau di tukang bubur mah enak tinggal tambahin ayam. Kalau ini??

Dari situ, saya mulai memperbaiki diri. Lebih tepatnya, memperbaiki cara saya mengatur keuangan. Harus jeli, harus hati-hati.

Jika tiba-tiba saldo rekening jadi gendut, yang dulunya saya kalap belanja, sekarang lebih bersikap biasa saja. Selllloooow.... Nggak silau, nggak gumunan, nggak kagetan. Kalau suami lagi dapet bonus, misalnya. Saya tetep nyantai aja...kalau suami kibas kibasin slip uang bonus saya pura-pura nggak liat hahahaha.

Atau kalau pas hasil joinan bisnis sedang mendulang uang yang lebih dari biasanya, saya tetap waspada, pasang kuda-kuda. Jangan sampai mata ijo, trus pengen beli ini itu, makan ini itu.Tetep kekepin duitnya hahahaha.

Atau...kalau suami lagi hebring pamerin slip gajinya yang kebetulan lagi banyak lemburannya, saya pura-pura nggak denger. Aslinya mah, dalam hati warbiyasak. Pengen buru-buru nyamperin toko buku# trus diiket di bawah pohon belimbing sama pak suami

Intinya...jangan sampai kejadian miris yang bikin mringis itu terulang lagi. Jangan! jangan !jangan!

Agar pengalaman pahit itu tidak terulang lagi, saya punya trik sendiri untuk menghadapi situasi ketika tiba-tiba saldo rekening langsung menggendut. Atau kalau tiba-tiba kaya mendadak, saya udah pasang strategi #uhuk #duduk cantik pake daster

1. Tetap berpijak di tanah

Nah lho...maksudnya apa itu? emang bisa gitu, nggak mijak tanah? Maksudnya tetap mijak di tanah itu, kalau tiba-tiba uang rekening bertambah buanyak, saya tetap berpikir jenih. Tarik nafas dalam dalam. Pikirkan dulu, apakah uang itu benar-benar milik sendiri??? atau jangan-jangan itu milik orang lain yang nitip. Kalau memang punya sendiri, benarkah itu bukan uang hasil utangan? Jangan-jangan itu uang arisan yang bayarnya harus dicicil seumur hidup. Kalau memang itu uang sendiri, benarkah cara ngedapetinnya udah halal? Jangan-jangan itu uang dari hasil nipu.

Jika memang itu benar-benar uang milik sendiri, halal bukan hasil dari nyuri atau nipu, tetap tenang, sabar, dan jauhkan dari berbagai macam keinginan dulu. Biasanya, selang beberapa waktu, keinginan itu akan lenyap sendiri kok. Seiring dengan habisnya uang di rekening hahahaha...Nggak ding...

2. Cek biaya sekolah anak

Ada kalanya, ketika uang bener-bener nggak ada, saya pernah sekali sampai nunggak-nunggak uang pembayaran sekolah. Nah, kalau memang begitu, ketika di rekening duitnya nambah, buru-buru saya cek uang sekolah anak. Ada yang nunggak nggak? ada yang belum dibayar nggak? kalau memang ada, segera lunasi semua. Nggak keren kan, kalo emaknya banyak duit anaknya nunggak uang sekolah#kibasin daun belimbing.

3. Bayar utang

Ketika ada uang tambahan selain gaji, apalagi kalau jumlahnya nggak sedikit, saya pikirkan juga untuk melunasi printilan hutang-hutang kecil yang masih bereserakan di mana-mana. Cicilan tupperware 25 ribu sebanyak sepuluh kali, misalnya. Atau utang-utang lain kalau ada. Mumpung punya duit. Dan selalu saya usahakan untuk nggak ngutang lagi. Walaupun masih belum insap utang tupperware nyicil 10 kali  hahahaha

4. Banyakin sedekah

Dalam hidup saya percaya dua hal. Hidup itu seperti roda yang berputar. Kadang di atas kadang di bawah. Dan saya percaya, ketika dalam kondisi di atas, kita mau meringankan beban penderitaan orang lain, kelak ketika ada suatu masa kita berada di bawah, Allah akan memberikan pertolongannya. Barang siapa yang mempermudah urusan orang lain, Allah akan mempermudah urusannya#uhuk, tiba-tiba keselek biji tasbih.

Lagipula, kapan lagi mau sedekah banyak kalau gak pas lagi banyak duit. Kalau lagi nggak punya duit, alesannya lagi ngirit:D

5. Menikmati hidup

Sedikit menikmati hidup tidak apa-apa. Jalan-jalan bareng keluarga, misalnya. Sesekali tidak masalah. Mengganti sepatu yang sudah lama usang dengan yang baru juga tidak apa-apa. Tapi... tetap tidak boleh kalap. Jangan sampai, mentang-mentang jadi orang kaya baru, trus beli gorden seharga 3 milyar. Amppuuun...

6. Investasi atau usaha

Kalau lagi banyak duit, daripada buat beli ini itu yang nggak guna, mending uangnya buat investasi aja. Bellin tanah, trus tanemin padi, misalnya. Atau buat usaha, yang pinter usaha. Atau..beliin sapi trus titipin ke tetangga hahahaa

7. Banyak berdoa

Punya uang banyak harus banyak-banyak berdoa. Agar dijauhkan dari keinginan duniawi yang begitu tinggi. Karena nanti diakherat, di tanyanya bakalan lama. Kemana uang nya dibelanjakan? Dari mana dapetnya?

Jangan tanya saya gimana jawabnya. Saya juga bingung:D

Sekarang kaya, besok bisa jadi semuanya lenyap dalam seketika. Gunakanlah uang sebijak mungkin. Jangan lupa bayar pajak:)

Ngomong-ngomong, bahasanya kok jadi kaya iklan layanan msyarakat ya? hahaha

Ngomong-ngomong lagi, kalau kamu jadi orang kaya baru, apa yang akan kamu lakukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu