Langsung ke konten utama

Media Sosial yang Terbengkalai


Entah sudah berapa bulan blog ini nganggur. Nasibnya nggak jauh beda sama Fb dan Instagram. Twitter apalagi. Nganggur semua. Kemarin selama sebulan puasa hampir nggak buka medsos sama sekali. Paling cuma whatsapp. Itupun kadang-kadang karena sering ketinggalan masuk ke hp. Dan kemarin, saat pulang dari mudik, saya jadi kangen sama group para blogger. Ketinggalan banyak berita, banyak ilmu menulis yang terlewatkan.

Group-group menulis juga jarang sekali dibuka. Mau bukain satu-satu udah males. Blog-blog kece yang sudah di bookmark sejak kapan taon ternyata belum sempat baca-baca juga. Huhuhu....syedih...

Padahal sebenernya punya banyak waktu luang untuk bisa ngeblog atau sekedar baca-baca. Tapi ya begitulah...kala rasa malas sudah melanda, seolah tak ada lagi obatnya. Tadi waktu pertama buka blog ini, perasaan saya tambah acak kadut. Ternyata waktu puasa kemarin, saya sempat merencanakan sesuatu yang begitu besar. Pengen posting menu bulan puasa selama sebulan. Tapi apalah daya dan kekuatan hamba, baru sampai hari ke 5 sudah tumbang dirundung derita. Derita bingung mau masak apa:D. Dan akhirnya hanya nangkring saja di draft, entah nasibnya nanti bagaimana.

Akhir-akhir ini, saya males banget buka akun media sosial. Nggak nyetatus, nggak upload foto, nggak buka blog. Selain karena hp nggak bisa dipakai untuk Fb an juga emang dasarnya aja saya males. Apalagi, kalo pas buka fb ada temen yang nyetatus melow-melow sembari ngamuk-ngamuk nggak jelas siapa yang dimarahi. Bener-bener bikin patah hati. Mau diremove nggak enak hati, mau dipiara bikin lelah hati. Lelah jek...hayati lelah...

Jadi mending ngelonin bantal sambil nyemilin roti. Tapi ngomong-ngomong masalah roti, badan hayati makin lama jadi makin melar aja nih...tapi kayaknya cuma perasaan saya aja sih...soalnya ada yang bilang saya masih langsing kok hahahaha..

Waktu mudik kemarin saya sekuat jiwa dan raga menahan diri untuk nggak makan banyak. Padahal di kampung makanannya enak-enak lho...gemes pengan makanin semua. Tapi setiap liat kaca dan catatan dari dokter, mau nggak mau saya harus kuat. Hiks..saya jadi nyesel kenapa sebelum pulang kampung harus ke dokter dulu waktu itu.

Kembali ngomongin soal media sosial.

Sebelum puasa kemarin, saya sempat membatasi diri pakai whatsapp. Pesan di group-group, langsung saya clear chat. Males bacain satu-satu. Bikin kepala jadi cepet penuh. Apalagi ada beberapa orang yang kebanyakan maunya. Harus begini, harus begitu, nggak kuat saya ngikutinnya. Jadi mending nggak usah baca sekalian.

Status Fb entah sudah berapa lama nggak update. Sampai ditanyain sama beberapa teman jauh. Cuma nyengir, ternyata ada yang perhatian juga. saudara juga sampai nanya-nanya kenapa nggak update blog lagi. Hehe...ada yang nungguin ternyata:). Dan baru hari ini bisa nulis lagi. Doakan saja mudah-mudahan bisa aktif nulis lagi.

Ini pasti gara-gara alamatnya jadi dot com. Tiap mau nulis hapus nulis hapus nulis hapus lagi #alesyan

Oke...jadi sampai di sini saya sudah bingung mau nulis apa.

Sekian aja dulu ya...Mohon Maaf Lahir dan Batin. Selamat Lebaran...Semoga Allah menerima amal ibadahku dan ibadahmu. Dan semoga kelak bisa dipertemukan kembali dengan ramadhan dan lebaran tahun depan. Mudah-mudah an menu makanan lebaran bisa tayang:D



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu