Langsung ke konten utama

Masakan Saya Tidak Enak


Ada disuatu masa, saya merasa masakan saya tidak enak, tidak cantik, kurang garem, kurang gula, kurang gurih, dan sebagainya. Saya ngerasa, bahwa apa yang saya masak cuma cocok buat keluarga saya sendiri.

Tapi ternyata, semakin hari semakin banyak undangan makan bersama yang mampir ke telinga. Undangan makan-makan, yang makanannya dimasak dan dibawa oleh masing-masing peserta undangan. Ibu-ibu tetangga dan teman sekolah anak yang biasanya sering ngadain.

Kegiatan seperti itu memaksa saya untuk masak untuk banyak orang, nggak cuma keluarga. Di awal-awal rada grogi juga. Secara, panci di rumah cuma sekuprit, nggak ada yang bisa dipakai buat masak banyak. Semua perabot serba mini. Tapi yang namanya kepaksa, apapun jadi.

Mendoan yang tak cantik pun akhirnya ikut nongkrong menemani ibu-ibu, sayur capcay, ayam goreng kurang renyah, bakwan jagung nggak manis, sambal yang pedes kurang micin, semua ikut nongkrong.

Dan anehnya...yang bilang masakan saya nggak enak itu cuma saya sendiri. Apa yang saya rasakan, tidak sama seperti yang ibu-ibu lain rasakan. Semua masakan yang saya bawa hampir nggak pernah sisa. Entah karena emak-emaknya pada nafsu, atau emang makananya saya tidak tahu.

Yang pasti, sekarang saya udah nggak pernah mecerca masakan saya lagi. Dan yang lebih hebatnya lagi, saya jadi lebih sering berbagi masakan ke tetangga. Dulu, saya jarang ngasih makanan ke tetangga karena masakan saya nggak enak. Sekarang, enak nggak enak yang penting ngasih. Karena terkadang, masakan yang rasanya nggak enak itu bisa menjadi masakan paling enak kalau kita nggak memasaknya sendiri:)

Intinya, yang penting Niat memberi yang terbaik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut ...

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu...

Menghitung

Beberapa hari ini jadwal magrib di Mexico berubah. Yang tadinya jam tujuh lebih, hampir setengah delapan, sekarang jadi jam tujuh kurang. Perubahan waktu yang lumayan itu adalah sesuatu yang sesuatu banget. Sudah mulai beradaptasi dengan jadwal sebelumnya, eh, jadwalnya berubah lagi. Beberapa hari ini, tiap adzan magrib datang aku masih dalam kondisi di tengah goreng ikan, masak sambel, rebus sayur. Trus sering mengutuk diri sendiri. Seharian udah pontang panting nggak istirahat, giliran magrib datang belum selesai juga. Akhirnya mood-ku jadi buruk, trus senggol bacok. Kesenggol dikit pengen ngebacok orang. Hahaha Beberapa hari ini, aku emang sengaja ngurangin nyimak kajian buat beres-beres rumah. Ku pikir, setelah rumahnnya bersih, besok besok aku jadi lebih ringan buat beresinnya. Ternyata dugaanku salah. Seharian beresin rumah, besoknya tetep aja rumah berantakan. Apalagi cucian piring yang berasa beranak pinak nggak pernah ada habisnya. Magrib -magrib masih masak nggak selesai juga...