Langsung ke konten utama

Persiapan Pindah saat Renovasi Rumah


Sebulanan kemarin, saya sibuk ngurusin renovasi rumah. Nggak renovasi penuh sih, hanya beresin atap dapur yang sering bocor. Nanya ke tukang langganan, proses renovasinya sampai sebulan. Bisa kurang bisa lebih, karena melihat cuaca juga. Kalau tiap hari hujan ya susah kalau di suruh cepet-cepet.



sebelum saya pindah, rumah udah dibongkar

Setelah deal dengan tukang, kamipun menentukan hari untuk mulainya. Awalnya mau mulai tgl 17 oktober, tapi ternyata malah maju jadi tanggal 7 karena tukangnya harus ngerjain job di tempat lain. Biar waktunya cukup, maka mulainya pun harus dipercepat. Jelas saya kalang kabut, barang-barang belum diatur mau ditaruh di mana.

Sebelum tukang datang, suami sudah ngasih tawaran untuk cari kontrakan. Karena saat renovasi berlangsung, rumah pasti penuh dengan bahan material dan alat pertukangan. Biar lebih aman, lebih baik ngontrak rumah aja.

Tapi waktu itu langsung saya tolak. Alasannya, karena saya susah banget adaptasi di tempat baru. Apalagi kalau rumahnya kosong, serem, trus kelihatan angker, saya pasti susah tidur.

Dalam benak saya, pindahan itu rumit, rempong, butuh waktu, tenaga, dan biaya. Bolak-balik ngangkut barang, harus nyewa mobil, pasang Ac juga harus pake biaya yang nggak sedikit. Lagian juga yang di renovasi cuma dapur.

Selama tukang ngerjain pekerjaannya, saya bisa di kamar, tidur, main, internetan. Makan bisa masak pagi-pagi saat tukang belum kerja, atau kalau memang rempong ya, beli. Selama saya masih tetap nyaman di rumah, saya nggak mau pindah. Rencananya begitu.

Tapi...ternyata semua nggak semudah yang saya pikirkan. Setelah dua hari tukang kerja, saya langsung pengen cari kontrakan.

Alasannya, karena saya nggak tahan sama bau rokoknya. Bener-bener deh...hampir seluruh rumah kayak bau asap semua. Ngumpet di kamar pun tetep bau rokok. Saya jadi nggak betah tinggal di rumah.

Sayapun akhirnya cari-cari info kontrakan di dekat rumah. Rumah petak pun nggak masalah asal nggak bau asap rokok. Sampai akhirnya, suami dapet info kalau di dekat rumah ada rumah kosong yang baru ditinggal sebulan.

Saya nggak langsung iya in karena ya itu tadi, kalau rumahnya kelihatan serem mendingan nggak usah.

Sore menjelang magrib, saya tengokin rumah itu. Sengaja saya liat mau maghrib, karena biasanya, rumah itu kelihatan serem kalo pas mau malam. Hahaha...sok teu banget ya.

Saya liat, rumahnya nggak serem. Kalau perasaanku ya...kalau orang-orang bilang sih, rumahnya rada aneh gitu hehehe...tapi saya sreg mau pindah.

Langsung deh, saya ke rumah pemiliknya dan minta ijin untuk ngontrak selama sebulan. Bisa dibilang harganya cukup mahal buat orang ngontrak lagi renovasi kayak saya ini. Tapi ya sudahlah...saya butuh mau gimana lagi. hiks.

Lagipula rumahnya dekat, jadi kalau mau nengokin tukang lagi kerja juga gampang. Tetangga juga udah pada kenal baik. Dan ternyata...saya baru tau kalau rumahnya 2 lantai. Di atas bener-bener sepi gak terjamah#mulai mikir yang aneh-aneh.



Rumahnya nggak serem, pagernya yang serem.
bukanya harus mengumpulkan segenap jiwa dan raga


Setelah deal bayar kontrakan, saya nyewa mobil buat ngangkut barang-barang. Berhubung rumahnya udah dibongkar, jadi barang-barang pun berceceran entah di mana. Pokoknya semua di tumpahin ke kamar. Jadinya kamar sedikit penuh sama barang-barang dapur.

Tapi tenang...rumahnya dekat ini. Kalau masih bercecer di rumah nggak ke angkut, bisa diambil jalan kaki. Yang penting barang-barang gede yang nggak bisa diangkut pake brio udah kebawa semua:D

Selesai angkut-angkut barang, kamipun sudah membayangkan bakalan tidur tenang di kontrakan.

Tapi...ternyata ada masalah baru. Ac nya nggak kebawa karena harus nungguin tukang ac buat mindahin. Nyari-nyari tukang Ac banyak yang penuh. Jadilah selama 4 hari, kami tidur pake kipas angin. Hampir saja pada mau sakit karena kurang tidur. Istirahatnya jadi nggak tenang karena kegerahan. Rempongggg....kalau siang pulang sekolah, pengennya tidur pulang.

Setelah Ac dipindahin, kehidupan sedikit kembali normal. Cuma masalahnya, tiap pagi saya harus bolak-balik ke rumah karena baju seragam. Bajunya ke bawa, roknya masih ketinggalan. Ulekannya dibawa, cobeknya ketinggalan. Hadewh...jadinya saya bolak-balik kayak strikaan kalau mau masak.

Karena kupikir masak bisa simpel aja. Tapi nyatanya, bocah-bocah tetap maunya makan yang enak-enak. Makan belipun pada nggak mau. Mau nggak mau masak kayak keseharian di rumah.

Dari semua rentetan perstiwa yang ribet banget itu, sampai sampai saya bilang ke suami kalau saya trauma renovasi rumah. Bener-bener trauma. Pindahannya bikin trauma. Capek wira wiri nya.

Sekitar 2 mingguan, keadaan mulai kembali normal, tenang, nyaman. Anak-anak juga udah mau main sama anak tetangga.

Baru mulai nyaman, eh...rumah jadi. Alamat harus pindah lagi, nyewa mobil lagi, nyewa tukang Ac lagi. Haduuuuh....

Tapi...pindahan ke rumah sendiri nggak se rempong pindahan ke kontrakan. Pindah ke rumah sendiri rasanya lebih tenang. Home sweet home...walaupun capek, bisa langsung tidur nyenyak

Saya baru pertama kali ini renovasi rumah trus pindahan. Dan kupikir- pikir, apa yang dikatakan suami itu benar. Bahwa safety is first ( bener nggak tulisannya?). Bahwa saat renovasi rumah sebaiknya kita pindah. Walaupun harus rempong pindahan. Untuk keamanan dan kesehatan jiwa dan raga.

Kalau pengerjaannya cuma sehari dua hari sih nggak pindah nggak apa apa. Tapi kalah sebulan atau lebih, cari rumah sementara lebih baik.

Kemaren saya mikir, toh alat-alat tukang nggak ngampar banget. Anak-anak bisa kita jagain. Tapi lihat debu beterbangan, bau cat, suara gaduh benda keras dipukul-pukul, asap rokok yang memenuhi ruangan itu juga bagian dari polusi. Yang tentunya nggak baik juga untuk anak-anak. Apalagi sampai sebulan.

Saya sendiri, nggak mau ngelarang tukang untuk tidak merokok, karena bagaimanapun itu wilayah kerja mereka, dan ngrokok adalah bagian dari refresing juga buat mereka. hihii.. jadi nggak mau lah saya nglarang-nglarang. lebih baik saya aja yang pindah.

Lagi pula, kalau kita masih tetap tinggal di area renovasi itu sangat membatasi ruang gerak kerja mereka. Merekapun juga tidak bisa bebas nyetel lagu dangdut atau langgam jawa. Karna biasanya, tukang-tukang itu kalau kerja makin semangat kalau ditemeni suara musik. Lha kalau nyetelnya dangdut tiap hari bisa puyeng sayanya.

Jadi kesimpulannya.... bahwa asap rokok itu sangat mengganggu sekali ya hahaha. eh, nggak ding...bahwa ketika rumah di renovasi, apalagi rumah tipe kecil seperti tempat saya ini, wajib kita untuk pindah. Alasannya karena keamanan itu tadi.

Sebaiknya, sebelum mulai bongkar-bongkar rumah kita sudah merencanakan dengan matang masalah pindahan sementara ini. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum pindah rumah:

1. Cari rumah kontrakan yang dekat dengan rumah yang direnovasi

Selain mempermudah dalam mengewasi tukang, kita juga gampang kalau ada barang yang ketinggalan.

2. Cari rumah kontrakan jauh hari sebelum rumah dibongkar.

Buat perjanjian dengan tukang kapan rumah akan dibongkar. Dan sebelum rumah dibongkar kita sudah pindah ke kontrakan. Agar kita bisa mudah mengecek barang-barang penting yang hendak dibawa.

3. Bawa barang penting yang dipakai sehari-hari.

Seragam sekolah, seragam kantor, Ac, mesin cuci , tv, kompor, perabotan makan dan masak, buku sekolah, alat bermain.

4. Bawa barang secukupnya

Nggak perlu bawa semua lemari baju, atau semua perabotan rumah. Karena selain membutuhkan banyak tenaga untuk mengangkutnya, juga nantinya akan susah mengatur di rumah sementara. Lagian kan cuma sementara, jadi seadanya aja dulu lah...

5. Siapkan budget khusus untuk rumah sementara

Kayak kemaren, saya harus bayar listrik di rumah kontrakan. Habisnya juga hampir sama kayak bayar listrik di rumah. Untungnya di rumah kontrakan nggak pake PAM, jadi nggak perlu bayar air.

6. Cari rumah Kontrakan yang sesuai dengan kebutuhan kita.

Jika kita memiliki kendaraan, ada baiknya rumah sementara juga harus bisa menampungnya. Jangan sampai kendaraan diparkir di jalan, karena bisa menganggu mobilitas orang-orang di sekitar. Kalaupun harus diparkir di luar, usahakan tidak mengganggu lalu lintas di sekitar.

7. Cari rumah kontrakan yang aman.

Walaupun cuma sementara, ada baiknya kita juga perhatikan keamanan di lingkungan yang baru. Jangan sampai kita lagi renovasi rumah, eh motor ilang. Ngenes banget kan mak...

Kira-kira begitulah, sengaja saya tulis di sini biar nanti kalau mau renovasi lagi inget apa yang harus disiapkan.

Pindahan saat rumah direnovasi itu memang ribet, tapi menurutku lebih aman dan nyaman. Dan sudah pasti, kita bakalan terhindar dari lagu dangdut tiap hari:D

Kalaupun tidak mau pindah, usahakan kita berada di area yang aman dan nyaman.




Komentar

  1. Sedang mencari jual besi beton surabaya . kami menyediakan besi beton beragam jenis dan ukuran
    Mulai besi beton ulir dan besi beton polos

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu