Langsung ke konten utama

Kalimat Misteri


Sejak shabira sekolah, kosakatanya jadi tambah buanyak banget. Omongannya juga udah nggak kebendung lagi. Nggak bisa diem barang sebentar pun. Paling kalau diam, mingkem pas nonton tv, kalau nggak lagi tidur. Selebihnya ya, bunyi terus kayak radio.

Alhamdulillah, dari awalnya masih belum lancar ngomongnya, sekarang udah bisa diajak ngobrol.

Cuma masalahnya, dia sekarang masih sulit meniru kata-kata orang. Kayak kemaren, pulang sekolah dia pamer, katanya udah bisa baca hadist. Trus kutanya, "gimana bunyinya?"

Dia ngejawab kenceng-kenceng, " Laa dakdob...! Janganlah marah!"

Saya rada curiga, kok kayaknya belum pernah denger bahasa arab yang bunyinya kayak gitu ya? Apa saya nya yang salah denger?




Saya minta shabira ulangi lagi, tapi setelah saya dengerin dengan teliti, tetap saja bunyinya gitu. Sampai akhirnya saya tanya ke bu gurunya. Dan teernyata emang bunyi hadist nya nggak gitu. Yang bener adalaaaaah "Laa taqdaab, janganlah marah". Walah...

Di lain waktu, kakaknya nyuruh adeknya buat beres-beres. Sambil beres-beres adeknya nyanyi.

Beres beres...ayo beres beres
simpan mainan di tempatnya lagi
simpanlah simpan
jadilah anak pandai bercai

Nah, kalimat yang terakhir itu bikin kakaknya ketawa-tawa.

"Bercai apaan sih, dek?" Kakaknya penasaran.

"Ya bercai kakak, bercai buku" Katanya shabira sambil niru orang lagi baca buku.

Kok nggak nyambung ya, beres-beres sama baca buku? Kakaknya masih terus penasaran. Dan sampai sekarang, kalimat itu belum juga terpecahkan apa maksudnya.

Biarlah menjadi kalimat misteri, sampai shabira bisa mengkonfirmasi kebenarannya:D

Komentar

  1. hihihi ... memang seru ketika menerjemahkan bahasa anak-anak :)

    BalasHapus
  2. ini nih saya yg lagi jadi penerjemah buat si kecil. Tiap kali di a ngomong pasti mikir, apaan ya..ujungnya doang yg disebut

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu