Langsung ke konten utama

Inspirasi Itu Ada di...


Pengen punya ART

Kadang, pikiran seperti itu terlintas begitu saja. Kayaknya enak ya, punya ART. Rumah bersih, nggak mikir baju seragam putih belum dicuci dihari minggu, nggak mikir lantai dapur berminyak, nggak mikir setrikaan baju tiap pagi saat bocah mau berangkat. Semua kerjaan udah ada yang ngerjain. Kelar lar...

Sayapun bisa melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. Ngisi blog, nulis, dan melakukan kegiatan-kegiatan lain yang saya suka. Saya bisa bebas belajar apa saja, ikut pengajian sana, ikut kursus ini, bisa senam, bisa punya waktu untuk menulis sepuasnya. Pokoknya banyak banget maunya.

Tapi kemudian, pikiran seperti itu kulenyapkan begitu saja. Soalnya, dulu pernah punya pikiran seperti itu. Dan akhirnya sayapun ngebujukin pangeran abal-abal untuk pakai ART di rumah.

Setelah direstui, dapet ART, kerjaan saya cuma tidur, nongkrong, buka laptop tapi nggak nulis-nulis. Karena ide nggak kunjung datang juga. Padahal ya, pas belum punya ART dulu , ide seolah gentayangan di mana-mana, menyebar di seluruh penjuru rumah.

Nyuci piring tiba-tiba dapat ide nulis, jemur baju tiba-tiba cling pengen nulis ini, lagi nyikat kamar mandi tiba-tiba ngebet banget pengen buka laptop pengen curhat. Tapi setelah ada ART, kok tiba-tiba idenya pada ngilang. Saya sempet curiga, jangan-jangan ART ini tukang nyuri ide saya. Tapi setelah ganti ART pun keadaan tetap tidak berubah. Saya tetap susah nyari ide.

Sampai akhirnya, sayapun memberhentikan ART di rumah dengan alasan, ide saya pada hilang sejak keberadaan mereka di rumah saya#mulai nuduh.

ART dihentikan

Saya kembali ke rutinitas semula. Nyuci piring, jemur baju, nyikat kamar mandi. Rumah kembali heboh. Semua menunggu rengkuhan tangan saya untuk dikerjakan. Dan lagi-lagi, ide datang bergerombol dengan semena-mena.

Jadi benar kan, ide saya dicuri sama ART-ART itu? #mulai menemui titik terang

Jadi sekarang, tiap keinginan punya ART itu muncul, biasanya saya datang ke warung  uni padang beli sotonya buat makan bocah-bocah, saya nulis aja seenaknya hehehe

Saya juga nyuruh kakak nyuci piring bekas makannya, dengan dalih mengajarinya mandiri. Padahal sebenernya biar cucian piring nggak banyak. Hahaha...

Bagi beberapa ibu rumah tangga, punya ART itu membahagiakan. Keberadaan mereka bisa membuat ibu tidak lelah. Punya waktu dandan saat menyambut suami datang, punya kegiatan lain yang ibu sukai. Tapi tidak untuk saya. Keberadaan mereka justru mematikan ide dan kreatifitas saya. Jiaaah....

Dan...kemudian sayapun mengambil sebuah kesimpulan. Kesimpulannya adalah....

Piring kotor, cucian numpuk, kamar mandi lumutan, jemuran dua hari dua malam tidak diangkat itu adalah sumber inspirasi saya, ide saya. Dan saya tidak perlu jauh-jauh nyari ke luar rumah. Karena bahan tulisan itu emang ada di rumah. Nggak kayak pokemon go yang harus dicari lari-lari sampe ke ujung monas.

Eh, tapi ngomong-ngomong, kok tulisanku jadi bijak kayak kancil begini ya?#mulai kehabisan bahan

Jadi... ngomong-ngomong lagi, sumber inspirasi kamu ada di mana sih?


Komentar

  1. Wkwkwkwkk.... sama kayak aku dong. Dulu aku selalu punya ART meski nggak nginap dirumah, tapiii.... waktu itu anak2ku masih kecil2 & aku punya outlet di mall. Jadi luarbiasa sibuk. Sekarang stlh pindah Jogja, anak2 sudh besar & udah nggak ngemall lagi. Pertamanya aku heboh cari pocokan smp japri ibu2 sini. Tapi gak dapat. Trus punya solusi, langganan laundry tetangga. Eh, kok thenguk2, otake mampet. Tapi berhenti langganan kok nggak enak. Akhirnya seragam & baju dalam aku cuci sendiri, lainnya masih laundry. Karena... umbah2 adalah sumber inspirasiku. Toss! Hahahahaa

    BalasHapus
  2. Wah si ART keren jg bisa nyuri ide majikannya secara goib hahaha...

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu