Langsung ke konten utama

Tetap Masak Meski Hari Libur


 



Bagi sebagian ibu, hari minggu atau hari libur itu juga libur masak. Pengennya ikutan ongkang-ongkang sambil melakukan aktifitas yang disenangi. Ngumpul-ngumpul sambil bercengkerama di dalam selimut. Seru memang, ketika biasanya pagi-pagi udah sibuk dengan urusan sendiri, udah pada kabur ke tempat peraduan masing-masing, tapi saat libur hari minggu bisa kumpul bersama.

Itu mungkin alasannya, kenapa ibu-ibu itu jarang masak di rumah. Nggak semua seperti itu sih, tapi ada beberapa juga yang memang tetap melakukan kegiatan memasak. Kayak saya, misalnya. Saya salah satu ibu yang tetap memasak di hari minggu.

Seribet apapun, hari minggu tetap masuk dapur, ngulek bumbu, ngiris bawang. Justru malah kadang, hari biasa yang sesekali beli. Tapi itupun jarang. Alasannya sederhana, karena saya malas ngantri beli makanan. Karena biasanya, di hari libur hampir kebanyakan warung makan pada penuh saat jam makan. Kalau beli di luar jam makan kadang belum siap atau malah kehabisan.

Kalau beli di fast food atau restoran, kadang uang belanja seminggu bisa ludes hanya buat nongkrong sejam.

Saya sempat bertanya ke beberapa ibu yang jarang masak di hari minggu. Katanya, hari minggu itu kalau masak ribet. Karena biasanya, mereka ada acara pergi-pergi dan tentu saja ada acara makan di luarnya. Kalau masak nggak ada yang makan, jadinya terbuang sia-sia.

Nah, saya punya cara nih agar masak di hari minggu itu nggak ribet dan mubazir. Apalagi, kalau hari minggu nggak ada acara pergi. Memasak sendiri akan lebih hemat dan aman untuk keluarga. lagipula, ini kan salah satu cara pencitraan juga di depan suami buat pamer masakan *uhuk


1.    Pilihlah menu yang bisa dihangatkan atau sekali masak.

Kayak opor, misalnya. Opor itu kan bisa sekali masak dan bisa diangetin kalau mau makan. Kalau goreng ikan atau lauk gorengan lain biasanya udah nggak enak kalau gorengnya udah lama. Jadi mau makan harus mendadak goreng dulu. Ini  membuat kegiatan memasak kita jadi ribet. Mau makan harus goreng dulu. Bisa jadi, seharian malah masak mulu. Lha goreng ikannya sekilo-sekilo tiap mau makan. Kan, penghuni rumah jadi banyak.

Menu yang simpel menurut saya kayak sop ayam sederhana, opor, lodeh, soto, rica-rica. Emang bumbunya ribet, tapi masaknya cuma sekali. Kalau mau makan tinggal nyalain kompor buat angetin.

2.   Memasak sepagi mungkin.

Meskipun libur tetap usahakan bangun pagi seperti biasa. Biasanya, selesai sholat subuh saya langsung masak. Karena kalau masaknya ditunda-tunda, nanti malah keburu malas datang menyergap.


3.   Tentukan menu sehari sebelumnya.

Biasanya kalau menu belum terpikir, mau masak itu sudah pasti malas. Bingung mikirin mau masak apa. Ada baiknya, malam sebelumnya atau sehari sebelumnya sudah ditentukan mau masak apa. Syukur-syukur udah disiap-siapin semua tinggal masukin panci.

Ribeeet? Kalau saya lebih ribet ngantri makanan ketimbang masak hehehe...Bolehlah, sesekali makan di luar kalau minggu. Asal jangan seminggu sekali:D.

Jujur, kalau tiap hari atau seminggu sekali makan di luar bisa bikin jebol kantong. Apalagi, di jaman yang serba mahal seperti ini. Memasak sendiri juga bisa menghemat anggaran belanja lho...bisa dicoba bagi ibu-ibu yang pengen ngirit atau menabung lebih banyak.

Dengan memasak sendiri, anak-anak juga tidak selalu tergantung sama makanan di luar. Semakin sering anak makan di luar yang berasa gurih, akan semakin susah menyantap makanan di rumah yang rasanya kadang hambar nggak bermicin.

Itu aja tipsnya, selamat mencoba, selamat memasak di hari minggu...



   



Komentar

  1. Hari ini masak apa mak? Aku gak masak karena ultah bapak, makan diluar dech

    BalasHapus
  2. Kalau libur tu penginnya ikut libur masak juga, tapi masalahnya anak2 kalau libur sukanya mager krn udah capek sekolah. Terpaksa masak juga deh. Hiks. Thanks tipsnyah

    BalasHapus
  3. kapan kapan cobain yang bisa dihangatin ah, biar ga rempong hihi

    BalasHapus
  4. Kalo ibu-ibu sibuk banget di hari kerja...pasti pengennya di hari libur total santai...rileksasi kali ya.

    BalasHapus
  5. wah.... tisp yang sangat membantu... bolehlah dicoba kapan-kapan

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu