Langsung ke konten utama

Menjadi Orang Tua Yang Rajin Belajar


Hari ini, kakak Shasha bertanya.

"Bunda...apakah orang yang tidak beragama islam itu bisa masuk islam?"

"Bisa banget..."

"Caranya bagaimana?"

"Mengucap dua kalimah syahadat, bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad utusan Allah"

"Apakah orang yang bukan islam itu juga wajib haji?"

"Yang wajib berhaji itu hanya orang islam, agama lain tidak mewajibkan umatnya untuk berhaji"

"Berarti, orang yang masuk islam itu nggak boleh berhaji?"

Saya diam, mikir sebentar dan tau maksudnya apa.

"Maksudnya mualaf?" tanyaku.

"Mualaf itu apa?" dia balik nanya.

"Mualaf itu orang yang baru masuk islam"

"Oh..." dia manggut-manggut

"Apakah mualaf itu juga wajib berhaji?"

"Wajib jika dia mampu. Semua orang yang beragama islam, wajib melakukan 5 hal. Mengikrarkan 2 kalimah syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji" penjelasan saya agak panjang, tapi sepertinya dia ngerti.

Diam sebentar.

"Kenapa mbah uti itu mau haji saja harus ke Mekah?"

"Karena haji itu ada rukunnya. Dan rukun-rukun haji itu hanya bisa dilakukan di Mekah, di Kakbah" Agak deg-deg an waktu mengutarakan jawaban ini, karena emang untuk masalah haji ini masih harus banyak belajar.

"Kamu tau rukun haji?" tanyaku.

"Tau lah..."

"Apa saja?"

"Ada wukuf, ada sa'ii, ada melempar jumroh, thawaf" Jawabnya sembarang.

"Wukuf di mana?"

"Di Arafah"

"Nah, Arafah kan adanya di dekat Mekah sana"

"Thawaf itu apa?" tanyaku.

"Mengelilingi kakbah"

"Nah, kakbahnya kan ada di Mekah"

"Tapi bunda...waktu aku manasik haji kan aku mengelilingi kakbah...?!!?"

"Itu kakbah tiruan kakak...cuma buat latihan"

senyum-senyum, "oh gitu..."

"Jadi...aku mengelilingi kakbah waktu itu, ternyata aku belum berhaji ya? kiraiin..."

Bocah e mesam mesem.

Diam sebentar, saya yakin di wajahnya masih menyimpan seribu tanya.

"Bunda...orang Amerika itu ada yang islam?"

"Ada..."

"Mereka juga kayak kita puasa gitu...?"

"Iya kakak...orang islam itu pedomannya Al quran dan Hadist. Jadi, kalau orang islam itu berpedoman pada Al quran yang sahih dan benar pasti ajarannya sama. Dimanapun..." mau bilang di kutub utara sana, orang islam juga sama tapi nanti pasti dia bakalan nanya,"emang di kutub utara ada orang islam juga ya?" aku belum siap preeeen....kutub utara ada orang islamnya nggak?? beneran aku nanya.

Pembicaraannya coba tak alihkan ke hal lain.

"Tapi...keadaan orang islam di Amerika itu tidak seperti di sini (indonesia)"

"Maksudnya?"

"Kalau di Indonesia, hampir tiap waktu sholat terdengar adzan, Kalau di Amerika tidak."

"Kenapa?"

"Karena di sana orang islamnya masih sedikit, jadi kalau adzannya kencang kemungkinan menganggu umat agama lain yang lebih banyak"

"Puasa juga begitu kakak...puasa di sana nggak sahur jam 4 trus buka jam 6 malam kayak kita. mereka kadang puasanya 18 jam lho"

"Lha bukannya puasa itu emang sahurnya jam 4 trus buka jam 6?"

"Di Alquran, disebutkan bahwa puasa itu dimulai dari terbit fajar sampai tenggelam matahari. Jadi kalau di Amerika matahari tenggelamnya jam 8 malam berarti ya mereka baru buka jam 8 malam"

"Oh...gitu ya...aku baru tau. Bunda tau dari mana?"

"Tau apa?"

"Tau kalau puasa itu dimulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari" dia mulai ngecek kebenaran jawabanku.

"Di Alqur'an kan ada penjelasannya" nggak serunya, saya belum bisa nyebutin surat berapa ayat berapa.

Lalu dia bawel nanya-nanya lagi,

"Kenapa mereka siangnya lebih lama?"

"Kenapa kita nggak boleh berpedoman pada kitab lain? Padahal di dalam Al qur'an ada kitab lain yang harus kita percaya keberadaannya?"

"Kenapa orang indonesia itu orang islamnya jadi banyak?"

"Kok bunda tau sih?"

"Bunda belajar dari siapa?"

Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkannya pada saya. Kalau di jereng di sini, seharian nggak berhenti nulisnya. Obrolan ini terjadi nyata pagi tadi, bersama sulung saya yang berumur 8 tahun.

Ketika menghadapinya, saya seperti dibom bardir ribuan peluru (lebay), badan gemeteran tapi beusaha menyembunyikannya. Lebih deg-deg an daripada ngadep dosen pembimbing super galak ngumpulin TA waktu jaman-jaman masih kuliah. Apa yang saya pelajari, apa yang saya baca selama ini, yang saya anggap nggak penting ngabisin waktu buat baca buku, tiba-tiba ilmunya berhamburan keluar begitu saja menanggapi peranyaannya.

Ada perasaan takut salah ketika menjawab. Seandainya ada jawaban yang salah menyangkut hal-hal penting seperti itu, jatuhlah harga diri saya sebagai seorang ibu. Yang katanya...di perintah Allah, Di amanahi tugas berat sebagai madrasah pertama bagi anak-anak yang dilahirkannya.

*Gelegggaaaaar.... tiba-tiba langit hitam kelam, petir menyambar nyambar. Ngomongin amanah suasananya jadi mencekam, sereeem...

Nggak main-main lho...ini tugasmu bun...bunda...bukan tugas wajib sekolah! *nunjuk dada sendiri.

"Seorang ibu adalah sekolah. Apabila engkau persiapkan dengan baik berarti engkau telah mempersiapkan generasi yang harum" -Hafizh Ibrahim-

Dan akhirnya saya kembali tersadar, bahwa menjadi ibu itu tidak hanya sekedar menjadi ibu. menjadi ibu itu juga harus rajin belajar biar pintar. Belajar itu nggak cuma mau ujian *eh...

Menjadi ibu itu nggak cuma mikirin entar mau masak apa, uang belanja biar cukup bagaimana, biar rumah rapi bersih bagaimana.

Menjadi ibu itu nggak cuma duduk manis nungguin anak pulang sekolah, jemput trus pulang ngadep infotainment. Lha kan nonton infotainment juga belajar mom...belajar dari pengalaman orang lain *tsaaah merasa kesindir berat akuuuh...

Belajar...belajar...belajar...

Ilmu bisa di dapat dari manapun, dari buku, teman, tetangga, fb, blog, guru ngaji. Jangan pandang nista ibu-ibu yang fb. Di fb sekarang banyak bertebaran ilmu dan informasi bagi orang tua lho...asal kita bisa menyaring berita dengan sebaik-baiknya.

Apalagi blog. Blog bisa membuat kita berteman dengan orang-orang yang inspiratif. Bisa belajar dari pengalaman-pengalaman yang mereka tulis, ilmu yang mereka sebar dengan cuma-cuma, cerita-cerita yang tidak pernah kita minta.

Saya malah berpikir, kelak...entah berapa tahun yang akan datang. Kalau sekarang orang mencari informasi dengan ngetik kata kunci di google search, besok anak-anak yang sudah mulai beranjak dewasa itu mencari informasi di blog emaknya masing-masing. Keren kan mak....*trus kepala benjol-benjol karena mimpinya ketinggian, jatuh gedebug...

Tapi kemungkinan itu bisa terjadi, jika para orang tua rajin belajar, makin pintar, rajin membagi ilmunya.

Pagi itu, dia memeluk dan menatap wajah saya. Dalam hati saya mbatin,"nih bocah pasti bangga punya emak pinter nan kece kayak gini" *siul-siul

Sesaat kemudian dia bilang,

"Bunda...aku jadi pengen ke Amerika..."

*krompyaaaaaang......

Ke monas aja belum, udah minta ke Amerika

Sorenya...saat makan malam dia nanya lagi, "Bunda...gimana caranya bikin blog di blogspot itu?"

"engg..."

Trus mlipir bikin tutorial cara bikin blog. Hari ini mungkin pertanyaannya hanya seputar bagaimana cara bikin blog, kelak bisa jadi dia bertanya DA itu apa, gimana caranya naikin traffic, gimana cara nyetatus yang baik dan benar, poligami itu hukumnya apa, dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab.

Jika sekarang dia bertanya dan kita jawab,"bentar ya kak...bunda google dulu" rasanya nggak seru. Besok-besok dibahas sudah basi. Walaupun ya...namanya orang tua pasti nggak secanggih wikipedia.

Makanya...sekali lagi belajar...belajar...belajar...

Orang tua bukan manusia sempurna tapi tetap harus berusaha. Daripada sesama emak pada berantem mending belajar sama-sama, piknik sama-sama. Ya kan...? *uhukk



Komentar

  1. Hehe...sbg ibu mmg kdu belajar terus ya mba...sy kira sy sdh bebas dg pertanyaan stlh ank sdh SMU, apalg sekul di pesantren...ternyata eh ternyata emaknya ya msh trus dijejali pertanyaan dan pasti cara menjelaskan sdh beda lg..blm lg kalo kdu kasih nasehat..kt hrs jd cermin yg baik dl klo ga..mrk akn protes bla bla...Masyaallah

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, nggak cuma dokter yang belajar seumur hidup. orang tua juga harus belajar seumur hidup :)

      Hapus
  2. Jadi ibu memang belajar terus sampai tuwa. Sekarang anak2 sudah remaja pun mending tanya ke aku daripada googling sendiri hihiiii... DIpikirnya mamah serba tahu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagus berarti itu mak, berarti anaknya lebih percaya sama orang tua sendiri daripada orang lain:)

      Hapus
  3. Belajar bisa dari mana saja, termasuk dari blognya mbak Sulis ini *uhuyyy
    emang kadang takut salah gitu ya Mbak pas jawab pertanyaan anak2, soalnya nanyanya macem2 dan ke mana2. hehehe... amanah bagi seorang ibu. semangatttt :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak, deg2an bangeet...surprise terus pokoknya :)

      Hapus
  4. iyak, memang hrus trs update ilmu kita ya mak,

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak, nggak cuma update blog tapi juga update ilmu hehe...

      Hapus
  5. jadi ibu harus belajar dan menambah pengetahuan terus, biar anak selalu mendapat bimbingan yang baik jangan sampai kita salah mengarahkan. Anak sama ibu pintar

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu