Nggak Usah Dimirip-miripin
Semingguan ini kakak lagi uts. Dan uts kali ini memang uts
yang banyak mengalami perubahan. Kakak udah nggak seperti dulu lagi yang
langsung cling tiap ditanya materi pelajaran. Sekarang ini, si dia loadingnya
agak lama. Kalau menurut dari hasil penelusuran yang saya lakukan, berdasarkan
cek dan ricek iseng iseng, ada beberapa faktor yang melatar belakanginya.
(hiyahh….resminya…)
Salah satu faktornya adalah karena adeknya (lho?)
Adeknya yang bawel dan ceriwis itu biang pengganggu kalau
kakaknya lagi belajar. Kalau saya lagi ngajarin kakaknya nih, si dedek nggak
bisa diem kayak radio dangdut. Adaaaaa aja yang ditanyain dan dibawelin. Entah
minta dibacain cerita, minta digambarin ikan, digambarin bebek, dibacain bobo,
sampai minta diambilin ini itu. Jadinya, kakak sering keputus karena saya
tinggal ngeladenin si tukang cerita ini.
Meskipun begitu, dedeknya ini adalah seorang adek yang
peduli dengan kondisi kakaknya. Meskipun usianya belum genap tiga tahun, dia
sudah bisa memotivasi kakaknya. Misalnya, ketika kakaknya bingung ngerjain soal
matematika dia bilang begini,
“Ayo kak di kerjain, ngitungnya pakai jari 1-10. Jangan malah
ditulis tulis” begitu katanya sambil nyontohin berhitung 1-10.
Kalau saya kasih pertanyaan trus kakaknya diem nggak
jawab-jawab, adeknya akan menyemangati lagi.
"Ayo kak jawab, jangan diem. Kakak nggak bisa?” katanya.
kakaknya diem, nggak jawab.
“Kakak nggak bisa bun, jangan ditanyain terus!”
Kalau saya udah mulai ke luar tanduk karena kelamaan nunggu kakaknya jawab, adeknya akan membela.
"Jangan marah bun, kasihan kakaknya ntar nangis"
#hmmmm
Itu faktor pertama, faktor ke-duanya
Sejak kelas tiga ini, sekolah memberlakukan jam pulang lebih
lambat dari biasanya. Jadinya sekarang tiap pulang sekolah langsung main. Malamnya udah langsung
ngantuk. Boro-boro baca buku. Paling ngejadwal doang. Buku jarang dibuka lagi di rumah. Jadinya ya gitu deh, jarang baca buku.
Faktor ketiga, materinya lebih banyak
Dibandingkan kelas dua, materi kelas tiga ini
lebih banyak. Dan lebih banyak pula yang hapalan. Jadi ya gitu, gimana mau
hapal kalau baca aja nggak ada waktu. Ditambah lagi, kadang-kadang emaknya males bacain. Lha wong dibacain malah ditinggal tidur.
Faktor ke-empat,
Menurut cerita kakak, di sekolahan itu dituntut untuk mandiri. Jadi nggak dicatetin semua
kayak di kelas dua. Tapi di kelas tiga ini siswa di tuntut untuk aktif sendiri. Termasuk
emaknya, harus buatin anaknya catetan sendiri-sendiri juga.
Disamping hal-hal
yang saya sebutkan di atas, ternyata kakak juga males baca. Apalagi kalau isi
bukunya itu bener-bener monoton nggak ada gambar, nggak ada lelucuannya. Mualesnya
pool….
Beda jauh sama saya waktu kecil. Waktu saya SD, buku apa
saja menarik dibaca. Buku pelajaran kek, cerpen, Koran, majalah, apa aja
menyenangkan. Apalagi kalau bukunya baru. Pasti nggak keluar-keluar kamar
saking asyiknya baca buku.
Saya kadang sering nyeritain pengalaman-pengalaman waktu SD
gitu. Nyatanya, dia tetap saja nggak bisa niru apa yang saya lakukan waktu
masih kecil. Kadang saya jengkel, kok dia itu nggak mirip
banget sama saya. Kadang bawaannya marah-marah ngadepin dia yang susah diajak
belajar.
Tapi kemudian saya menyadari, meskipun dia di cetak di perut
saya bukan berarti saya trus seenaknya minta dia meniru apa yang saya sukai, apa
yang saya lakukan, apa yang saya anggap baik. Tiap orang berbeda-beda. Tiap orang punya kemampuan masing-masing. Jadi….mulai
sekarang, nggak usah dimirip-miripin lagi.
Biarkan dia besar dan tumbuh dengan dunianya dan saya juga
tubuh dengan dunia saya yang dulu.
Ujian masih 3 hari lagi. Semangat ya, kak. Bunda nggak akan
memaksa kakak mengikuti keinginan bunda lagi. Setidaknya, kita sudah berusaha
dan menuju ke jalan yang sama. Keberhasilan
Tetap semangat ya yg gi UTS....salam kenal ...lagi bw..
BalasHapusSalam kenal juga. Terima kasih...
HapusHhiii persis waktu ku kecil, ngga mau dimirip miripin
BalasHapusWkwkwkk adeknya lucu banget sih. Bener mbak, nggak ada anak yg bisa plek ibunya, paling wajah aja mirip2 dikit, dpt sumbangan bapaknya juga kan. Kadang kalau dah gemes aku bilang gini, "Papah dulu kecilnya kayak gini nggak? Mamah sih enggak."
BalasHapus