Langsung ke konten utama

Ayo Belajar Warna Bareng Bestari Kids


Jadi minggu kemarin, kakak minta dibeliin alat untuk ekstra kurikuler melukis di sekolahnya. Jadilah akhirnya kami pergi ke toko buku di tanggal yang sudah renta. Tapi yang namanya ke toko buku, saya udah jamin nggak mungkin bakalan pulang cuma ngegondol alat lukis saja. Meski tanggal tua sekalipun. Barang yang siap menggoda iman saya adalah puzzle, selain buku anak-anak (saya udah jarang beli novel karena kalah sama buku anak saya).

Nah, pas kita muter-muter, ternyata  kebanyakan puzzlenya udah semua dimiliki. Hingga akhirnya saya menelusurui rak-rak buku anak dan nemu buku ini.





Pertama saya buka, isinya cukup menarik. Warnanya cerah dan potongan ceritanya pendek-pendek. Jadi cocok banget buat anakku yang emang belum bisa dengerin cerita yang panjang. Selain itu, di buku ini juga ada stiker-stikernya. Dan ketika saya liat harganyapun cukup terjangkau, nggak nyampe 50 ribu. Dilihat dari isinya yang full color ples ketambahan stikernya yang lumayan banyak, buku ini layak diajak jalan ke kasir. Dari judulnya udah kelihatan banget ya, kalau buku ini emang diperuntukkan untuk belajar warna dan bentuk.


Tanpa pikir lagi, akhirnya saya bawa pulang buku ini. Sampai rumah, buku ini saya umpetin dulu. Soalnya, kalau saya geletakin gitu aja pasti stikernya langsung abis dimainin kakaknya. Gagal belajar sama bunda deh :). Baru keesokan paginya saya mulai buka ini bareng bira(saat suasana sepi kakaknya pergi sekolah)

Saat kami mendarat di halaman pertama buku ini, kami langsung dikasih tau berbagai macam gambar warna-warna dan juga bentuk. Ada segitiga, lingkaran, persegi, tabung, bola. Warnanya menarik jadi bikin anakku semangat.




Karena sebelumya bira udah kenal warna, tapi masih sering lupa, jadi nyuruh inget inget warna di gambar itupun juga gampang. Cuma warna putih dan abu-abu yang masih asing. Secara, anakku emang nggak doyan nonton sinetron :D

Setelah ia kenalan dengan warna-warna, di halaman berikutnya ada gambar-gambar. Nggak perlu saya minta nyebutin itu gambar apa, anakku udah heboh duluan.

"Ini gambar cabe...pedeeeees...huha...huhaa..." Sambil lelompatan.

"Itu gambar semangka...merah, manis, murah meriah"

"Itu gambar anak ayam..."

"Warnanya apa" Saya mancing-mancing.

"Kuning..." Jawabnya.

"Kemarin kan bira nari anak ayam, kayak gini....trus gini...trus begitu...." Mulai jumpalitan nggak jelas.

"Ini balon bun...balon biru" Tangannya nunjuk gambar balon di buku. Trus dilanjutkan nyanyi balonku ada lima sambil muter muter. Emaknya ikutan nyanyi sambil salto.

"Yang ini baju bun..."

"Warnanya apa?" emaknya nanya dengan pertanyaan yang sama. Nggak kreatip!

"Baju biru...dedek juga punya baju biru, ayah punya, kakak punya, bunda punya, semua punya"

"Baju biru milik kita semuaaa..." Tiba-tiba emaknya berubah jadi bocah kembar berkepala gundul.

"Kalau yang ini katak, kayak yang di upin ipin itu lho..kak rosnya takut, marah marah, trus ngejar upin pakai sapu"

"ini belalang warna hijau..."

Setelah dia nyebutin semua benda-benda di gambar, kemudian masang stiker. Anak disuruh nempelin stiker warna sesuai dengan warna bendanya. Dalam pemasangan stiker ini, anak -anak diharapkan bisa mengulang lagi kemampuannya menunjukkan warna. Saya cuma tunjukkin stiker yang mau ditempel, lalu saya suruh lihat bendanya. Kira-kira mana warna yang sama ?




Bira langsung mretelin stikernya, trus ditempelin di lingkaran yang harus ditempel stiker. Amazing! begitu cepatnya dia merekam semua warna itu. Padahal ngerjainnya disambi pecicilan nggak jelas.

Jadi ngerjain buku sebiji, yang waktunya saya alokasikan nggak sampai sejam semua udah selesai, ternyata ngerjain buku selembar ngabisin waktu sejam. Dikarenakan ada iklan nari anak ayam, nyanyi balonku ada lima, dan cerita upin upin main kodok sama belalang ples soal baju ayah yang berwarna biru. Jadilah lembar berikutnya dikerjain besok atau ntar malem. Sebuah kabar baik, jadi nggak perlu bingung nyari kegiatan lagi. Berhubung emaknya udah nguap mulu, jadi kegiatan terpaksa dihentikan.

Buku ini juga ada latihan mencocokkan gambar dengan warnanya, ada juga mencocokkan gambar dengan bentuknya. Namaya juga belajar warna dan bentuk.




Di buku ini juga ada ceritanya lho..jadi sebelum tidur kalau emaknya males nunjukin stiker-stikernya mau di tempel dimana, juga bisa dibacain ceritanya aja. I like it... pokoknya suka banget sama buku ini. Setelah saya nanya sama mbah google tentang buku ini, ternyata ada seri judul lainnya lho...jadi pengen beli buku lagi.

Jadi, pelajaran yang saya petik dari kegiatan belajar warna dan bentuk bareng Bestari kids ini adalah

- Selembar buku dengan warna dan gambar yang menarik kadang kalau kita pintar meramunya, bisa jadi bahan belajar anak yang super panjang dan lebar. Kayak yang di halaman pertama itu misalnya. Cuma ditunjukin gambar aja, dia bisa ngoceh selama berjam-jam.

- Kegiatan-kegiatan kecil kayak bermain warna, seperti yang saya lakukan itu kadang membuat kita jadi nggak bosen hidup. Percaya deh, abis selesai mainan sambil belajar pasti besok pengen nglanjutin lagi permainan seperti itu.

- Bermain dengan anak bikin emak nggak sering marah-marah. Soalnya, tiap kali kepalanya mulai bertanduk, inget anaknya yang lucu pas main jadi tanduknya langsung nggak betah nangring akhirnya kabur.

Daaaaaan....masih banyak lagi hal-hal yang terselip dihati, perasaan takjub dan bangga liat polah tingkah anak kita. Dan akhirnya menyadari bahwaaaaa.......

"duh, ternyata anakku bisa begini ya..." *terharu*

"anakku ternyata pinter juga" *bahagia* 

"oh, ternyata anak gue mirip emaknya...pinter ngeles!"*siulsiul*












Komentar

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu