Langsung ke konten utama

Random (#NulisRandom2015 day 5)



Pagi ini, kamu bangun dengan mata sembab kurang tidur, wajah mengantuk, kepala pusing. Semalaman, tidurmu terputus-putus karena anakmu tiba-tiba sakit. Flu membuat hidungnya mampet dan rewel tidak bisa tidur.

Sepagian ini, bahkan kamu masih harus menjaganya. Teringat postingan #NulisRandom2015 Day 5 yang belum sempat kamu tulis. Jangankan menulis,  judulnya pun belum terpikir sama sekali di benakmu. Sesekali kamu meraih tablet, agar bisa mencicil tulisan meski hanya judul ataupun paragraph petamanya saja.  Sepatah dua patah kata berhasil kamu ketik, berhenti sebentar, menggendong anakmu yang terus merengek, menghiburnya. Setelah diam, kamu meraih tablet lagi, berharap bisa menambah beberapa kata untuk ditulis. Nyatanya, sampai battrenya habis tulisan itu belum juga terkumpul separuh halaman.

Tanpa kehilangan semangat sedikitpun, kamu mencoba menyalakan laptop.  Berharap, menulis dengan laptop akan lebih cepat dapat banyak. Tapi belum juga 10 kata tertulis, benda bernama”laptop” itu sudah dikuasai anakmu. Berebut minta nonton ini, minta main itu. Dan pada akhirnya,  kamu harus merelakannya pergi, berpindah tangan. Menghela nafas berat, hanya itulah yang bisa kamu lakukan.

“Hari ini, aku akan melewati hari yang cukup berat.” Batinmu.

“Ini salahku, kenapa aku tidak mencicil tulisan sebelumnya. Ngumpulin tulisan banyak-banyak. Jadi ketika hari  mulai berganti, aku  tinggal posting di group sesuai harinya” Katamu menyesali diri.

Tapi kamu akhirnya berpikir, ”Bukankah ini memang harus ditulis tiap hari? Kalau kamu tulis dulu sebelumnya, dan hari berikutnya kamu nganggur, bukankah itu namanya bukan nulis tiap hari? Tapi posting tiap hari ?” Suara hatimu berteriak lantang.

Kamu tersenyum.

“Yup, betul…aku harus bisa mencari-cari waktu untuk menulis hari ini. Harus!” Ucapmu mantap.

Tanpa pikir panjang, kamu segera menyelesaikan tugas pekerjaan rumah yang menumpuk. Sambil sesekali terdiam merangkai ide sampai kepalamu penuh dengan kata-kata. Disela-sela melerai anakmu yang sering ribut bertengkar, kamu menulis di hp. Tulisannya kecil-kecil sekali sampai kamu harus menulisnya dengan teliti. Ternyata, tantangannya tidak berhenti sampai di situ saja. Koneksi internet yang kamu miliki ternyata sangat lambat. Biasanya, sebelum menulis kamu belajar dulu dari tulisan orang lain. Apalagi, hari ini kamu memutuskan untuk menuliskan cerita dengan sudut pandang orang ke-2. Setidaknya, kamu punya gambaran cerita dengan sudut pandang orang ke-2 dengan benar. Berulang kali kamu mencoba klik google tapi gagal. Anehnya, hari ini kamu tidak menjadi orang yang panikan.


Udara panas membuat badanmu gerah, keringetan, dan emosimu mulai naik turun. Tapi, kerasnya keinginanmu untuk menakhlukkan  sebuah tantangan tidak bisa diragukan lagi. Kamu terus melaju, menebas semua halangan meski berat.


Hari ini, akhirnya kamu hanya mempersembahakan kata-kata yang tidak jelas, tanpa arti dan tanpa makna. Tapi kamu tetap yakin, bahwa kelak usaha yang kamu lalui itu akan menjadi indah dan layak untuk dirayakan. Tulisan tanpa edit-editan yang kamu hasilkan hari ini, menunjukkan bahwa kamu layak untuk terus melaju. Tidak hanya demi blogspot ataupun #NulisRandom2015 yang hanya sebulan digelar. Tapi lebih daripada itu.
Dan hari ini, kamu benar-benar merasakan sensasi nulis random yang sesungguhnya. Benar-benar random…

#terdengarsuaratangisanmemanggil


Isi dalam gelas itu yang membuat semangat hahaha.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu