Langsung ke konten utama

Balada Emak Ngeblog (#NulisRandom2015)


Saat pertama kali nge blog, hal yang terpikir adalah ingin mpunyai tempat untuk menulis semua yang ada di benakku. itu saja. Kenapa harus begitu? Karena makin hari, ternyata sifat saya bertambah satu, yaitu pelupa.
Saya takut, kelak hal-hal yang saya lewati ini akan hilang begitu saja nggak ada bekas dan tanpa makna.

Dari situ, saya kemudian mulai bikin blog dan mulai menulis sebisanya. Nggak terlalu sering juga, hanya sesekali. Padahal ide melimpah, cerita buanyak memenuhi kepala. Tapi waktu tidak meamberi ruang yang cukup untuk melakukan semua itu. Hamil, lahiran, baby blues, sampai saya benar stress berat bagi waktu #nelen ludah pahit.

Saya sering banget nangis kayak orang gila waktu itu. Apalagi di sini, kami jauh dari keluarga. Jadi apa-apa harus dikerjakan sendiri. Baru setelah shabira berumur 1,5 tahun, saya mulai buka blog lagi. Sebulan nulis sekali, lumayan lah.

Tapi kemudian saya pikir-pikir kembali, lha kalau nulisnya cuma sebulan sekali, berarti dalam setahun blog saya cuma ada 12 tulisan? Rugi....rugi banget. walaupun blog gratisan tetep saya rugi. Ya iyalaah...udah dikasih gratisan masak tetep aja nulisnya bolong-bolong. Dosis nulis akhirnya saya tambahin, yang tadinya sebulan sekali menjadi sebulan 4 kali. Lumayanlah, kadang bisa lebih dari itu.

Sampai kemudian, ketika baca blog orang lain saya nemu gambar ini.

 


Lalu saya cari tahu, emak emak blogger apaan sih? Dari sebuah web saya akhirnya tahu, ternyata emak-emak blogger itu sebuah komunitas yang isinya emak-emak semua gak ada bapak-bapaknya#kecewa tingkat dewa. Ada yang blogger ( tukang ngeblog) ada yang cuma jadi pembaca. awalnya saya ragu ragu, kira-kira saya di terima nggak ya, kalau daftar? Kan group emak ini emang group tertutup jadi harus ada persetujuan dulu dari admin kalau mau masuk.

Setelah berpikir maju mundur cantik, akhirnya saya beranikan diri untuk mendaftar. Dan...saya diterima untuk masuk. Senengnya bukan main, sampai bikin status narsis di BB segala, "akhirnya ikut kumpulan emak-emak blogger"

Setelah masuk, saya melongo liat postingan emak-emak di dalamnya. Antara takjub, heran dan sejumlah perasaan kepo #apaan sih. Ternyata, di dalam group itu, emak-emak yang pada ngumpul nggak cuma ngomongin bayi, anak, suami, utang, arisan dan seluk beluk tentang emak-emak lho. Di sana ( group) emak-emak ternyata juga pada nyari duit. Lho kok bisa?

Ngeblog ternyata nggak cuma sekedar untuk pengingat peristiwa penting dalam hidup, tapi juga bisa buat cari duit. Entah itu ikut dari acara kuis, give  away, sampai lomba bikin review produk. Nggak cuma itu saja yang bikin saya koprol bolak balik, hadiahnya itu bener-bener bikin ngiler. Gimana nggak ngiler coba, ada beberapa even yang memberi hadiah kepada pemenangnya sampai puluhan juta lho, hanya gara-gara ngeblog# ngelap ingus. Walaupun cuma beberapa lembar, tapi saya tau itu mikirnya juga sampai nungging-nungging pecicilan bikin riset. hahaha....



Nah, dari situlah saya akhirnya semangat bikin postingan, semangat nulis, semangat ngisi blog dengan tulisan-tulisan nggak jelas.

Dari group itu juga saya mulai tahu gimana cara ngeblog yang baik dan benar#menurut versi saya. Saya juga tahu gimana ngutak-atik blog biar tambah oke sesuai keinginan. saya juga jadi ngerti, apakah blog saya ini ramai dibaca orang atau nggak; saya mulai belajar blog traffic, laman penayangan, hits post dan sebagainya.

Nah yang berbahaya bagian ini nih, sejak saya tahu laman penayangan, saya jadi sering banget buka bagian ini. Udah ngalah ngalahin buka facebook deh. Lucunya, kalau di kolom penayangan itu tambah satu pembaca aja, hati saya udah berbuga bunga kayak dapet gratisan makan bakso. Kalau saya mending dapet 10 pembaca blog daripada ditraktir makan bakso pak kumis:)


Tapi ketika dalam waktu sehari nggak ada yang baca sama sekali, hati sayapun jadi rontok berguguran #emangnya daon rontok?

Gimana nggak rontok coba, udah capek nulis kok nggak ada yang baca. Kalau nggak ada komentar sih mending, paling orang yang baca blog saya nggak tau gimana caranya komen#menghiburdiri.  Tapi kalau nggak ada yang baca? duh, meringis kuda jadinya.

Tapi lagi lagi saya tetap mensyukuri yang ada. Walaupun nggak ada yang baca, saya tetap harus menulis. Mungkin tema yang saya tulis nggak asik, atau judulnya nggak menarik, nggak seru dan kurang kontroversial ya...yang bikin blog ini sepi.

Berapapun pengunjung di blog ini saya tetap legowo. Makin hari saya makin belajar. Makin hari saya makin tambah tahu dunia ngeblog. Makin hari saya harus makin pintar jadi ibu. Dan tentu saja makin hari saya harus banyak belajar. Masih banyak yang belum saya tau dan masih banyak yang belum saya kuasai.

Walaupun pengunjung bisa dihitung dengan hitungan jari, dan folower cuma keluarga sendiri, ngisi blog tetap yang terpenting.

Beginilah balada emak-emak kalau ngeblog. Selain kurang ilmu juga kurang liburan. hahaha...Makanya, tulisannya juga nggak jelas dan kurang piknik.


Untuk menjawab tantangan#NulisRandom2015 Day 6 bahwa saya emak satu ini masih tetap menulis. Salam emak-emak menulis


#tibatibaterciumbautempegosong.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu