Langsung ke konten utama

Behind The Scene# Alasan Saya Menulis




Dulu...dulu… sekali...
Seorang sahabat menghubungi dan menanyakan kabar keberadaan saya. Hingga kemudian, kami bercerita panjang lebar tentang diri kami masing masing. Kami sudah lama tidak bertemu. Sudah lama juga tidak kontak karena masalah nomer hp. Tiba- tiba dia bertanya tentang sesuatu. Sesuatu hal yang sebenarnya saya malas untuk membahasnya.
"Apakah sekarang kamu masih menulis?" katanya.
Saya agak ragu-ragu menjawab. Karena memang saat itu saya sedang tidak produktif menulis. Dan tidak mau mengingat-ingat lagi kalau dulu saya pernah gandrung sama yang namanya “menulis”.

"Tetap menulis,ya...saya suka tulisanmu. Tulisan tulisanmu natural, mengalir begitu saja."Tulisnya di sebuah pesan whatsup.

Jleb....saya tertunduk lesu. Dan hati saya terasa perih.

“Tulisan-tulisan saya yang jelek begini kamu suka?” saya mbatin

Tulisan jelek...
Iya, tulisan-tulisan saya yang jelek ini kadang hanya tersimpan di dalam folder komputer. Kadang lupa naruhnya di mana. Berceceran dan tidak beraturan. Setiap ingin saya publish, tidak jadi. Setiap mau tak tulis utuh, pasti saya ragu-ragu. Tulisan jelek ngapain di bagi-bagi?

Tapi sejak saat itu, saya berpikir ulang untuk mengumpulkan tulisan yang terserak itu menjadi utuh kembali. Saya baca ulang semuanya. Dan....tulisan saya memang jelek! Tapi bermakna. Kalau saya tidak menemukan tulisan yang bercecer itu, saya tidak akan pernah ingat kalau saya dulu adalah orang yang sering ngambek, idealis, dan banyak ide cerita. Kalau tidak nemu sobekan-sobekan kertas lusuh itu, saya mungkin sudah tidak ingat lagi dulu pernah menulis novel sampai 80 lembar, dan akhirnya berhenti sampai di situ saja. Belum ada ending. Kalau saya tidak mencari kembali tulisan-tulisan jadul itu, mungkin juga nggak pernah ingat kalau dulu saya suka banget sama boy William. Sampai foto, cara dia duduk, cara dia tersenyum, medel sepatu, model rambut, semua tak catet hanya demi melengkapi data-data untuk satu karakter di dalam novel yang iseng saya buat. Dan akhirnya sampai sekarang belum selesai. Padahal, outline, pohon ide, peta cerita atau apalah itu namanya, semua sudah rampung tinggal tulis saja. Hiks hiks…( abaikan bagian yang ini)

Dari sobekan-sobekan kecil kertas dan folder pribadi yang berserakan, saya akhirnya mulai kembali membuka pemikiran, bahwa saya harus tetap menulis. Tulisan-tulisan saya bagus. Bagus kalau dibaca setelah setahun atau dua tahun berikutnya. Karna yang tertuang di situ adalah sebuah moment sejarah. Hal-hal yang dilalui, yang kadang memang menyakitkan saat masalah itu mendera tapi terlihat enteng saat ratusan hari berlalu.

Ya, saya menemukan kembali motivasi untuk menulis.

Dulu...dulu… sekali, entah kapan tahunnya, seorang sahabat menuliskan sebuah kata di kolom komentar status facebook.
Tulisannya seperti ini,
“Nanti, suatu saat (entah kapan) saya akan jadi mederator dan Sulis yang akan jadi pembicaranya.”

Sebuah doa, dan saya terharu.Waktu itu, saya benar -benar vakum menulis. Bukan hanya vakum, tapi sudah dalam tahap trauma. Jangankan menulis status di faceebok, menulis di buku harian saja saya sulit. hiks...hiks....

Dan saat membaca kata yang dituliskan sahabat itu, saya hanya menangis. Merenung agak lama. Saya tidak punya kata-kata yang cocok untuk menggambarkan keadaan saya waktu itu.

Sampai akhirnya, sekitar bulan Juni yang lalu saya membuka blog ini. Dengan niat ingin mengukir sejarah tentang anak –anak. Yang kelak akan saya baca-baca sendiri saat mereka sudah dewasa dan mandiri. Saya mulai berjuang lagi untuk menulis. Walaupun susah karena terlanjur kelamaan nggak nyentuh keyboard.

Puncaknya, saat sebulan yang lalu suamiku nyodorin telenen.

Telenan putih dengan bentuk mungil, lebih kecil dari telenan yang saya punya. Kata suamiku, telenan itu lebih pintar, lebih gesit, kalau disuruh-suruh langsung jalan. Tapi saya tetep ngeyel, sepintar dan secanggih apapun telenan itu tetap tidak bisa buat mencincang daging sapi :D. Apalagi tikus yang berkeliaran di dapur. Buat apa coba, nggak seru.

Sampai akhirnya dia bilang.
" Biar bunda lebih gampang ngeblog "
Upss….
Sesuatu membasahi hati saya. Selama ini, orang-orang di luarlah yang ngompori saya untuk tetap menulis. Sulit percaya, Suamiku yang  kece badai itu mendukung saya ngeblog:D
Shasha…dulu tidak tau, apa yang saya lakukan di depan laptop sambil ngetik-ngetik. Tapi setelah beberapa cerita jadi dan saya mengijinkan dia untuk ikutan membaca, dengan penuh semangat dia bersedia ngajak main adiknya jika saya sedang menulis. Dan setelah itu, dia bakalan nagih “ mana cerita bunda?” Selesai membaca, dia kemudian bilang, “gantian bunda yang jagain adik, aku yang nulis.”
Walaupun tulisan yang dia buat itu rangkuman dari tulisan saya, tapi saya bahagia.Secara tidak langsung, cerita  anak yang saya buat  diam-diam menginspirasinya. Itu berarti, saya sudah menceramahi dia dengan cara yang berbeda.

Menulis…
Seperti quote yang ada di pojok blog ini, menulis memang mengurangi jatah waktu tidur. Tapi percayalah, kelak jika Allah sudah tidak lagi mengijinkan kita berbicara, tulisan kitalah yang nanti akan bersuara.
Menulislah…jangan pedulikan tulisan yang amburadul, EYD tidak beraturan, atau cerita yang biasa-biasa saja. Seperti yang saya baca dari catatan seorang travel blogger favorite saya, menulislah, kita tidak pernah tahu kalau tulisan kita yang biasa-biasa ini diam-diam menginspirasi orang lain.

Yang seneng jalan-jalan tulislah pengalamanmu, yang pinter masak tulislah resepmu. Yang punya anak bayi tuliskan pengalamanmu mengurus bayi, yang punya orang tua tuliskan kebaikan-kebaikan mereka. Yang jomblo tulislah apa saja.

Itulah sebabnya, kadang dalam kondisi ngantuk pun saya nekat menulis. nguber-uber waktu sambil momong, agar apa yang saya alami bisa dibaca oleh orang lain. Sukur sukur bisa jadi pelajaran#ngarep.

Jadi, kamu sudah berminat untuk menulis? Atau setelah ini kamu langsung buat blog pribadi dan semangat menuliskan ceritamu? Jika iya, bersyukurlah. Kelak suaramu tidak akan hilang ditelan masa dan ditelan usia.

Selamat menulis! 


~Di suatu pagi, saat bingung mau posting apa~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu...

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut ...

Apa Itu Blogwalking?

Foto: www.Auliatravelmedan.com Bagi blogger yang sudah lama terjun di dunia blog, blogwalking tentu bukanlah hal yang asing lagi. Tapi bagi para blogger pemula, blogwalking adalah sesuatu hal yang baru. Sampai-sampai, kadang pada bingung. Bogwalking itu ngapain aja sih? Blogwalking bagi sebagian para blogging sering disebut dengan istilah BW. Adalah salah satu aktivitas seorang blogger berkunjung ke blog lain dengan tujuan untuk menjalin silaturahmi sekaligus sebagai ajang perkenalan untuk blognya. Jadi blogwalking itu baca postingan di blog orang lain trus komentar gitulah, intinya. Kenapa harus komentar? Ya biar pemilik blog yang kita kunjungi tau, siapa saja para pengunjung blognya. Blog siapa saja yang sudah beerduyun-duyun datang ke "rumah"nya. Emang kalau nggak komentar kenapa? Kalau kita nggak komentar, tentu pemilik blog nggak akan tau kalau kita sudah berkunjung ke blognya. Karena biasanya, kalau kita komentar, link URL blog atau google p...