Telur Asin Istimewa
Coba lihat ! Ada gambar apa di depan anak cantik dan manis di atas ?
Telur
Biskuit
Onde onde
Yup..semua setuju kan, yang ada gambar diatas itu telur. lebih tepatnya telur asin. Saya menyebutnya, telur asin istimewa.
Apa ? Istimewa ?
Iya.
Telur ini ada emasnya ?
Nggak lah... emangnya dongeng dibuka ada emasnya.
telur asin ini istimewa karena....
Tunggu...tunggu...
Ini tembus nggak kalau disentein ?
Ya alloh Mak....ini bukan akik, jadi jangan berharap bisa tembus kalau disenterin.
Ah, dipikir bisa tembus juga! hihi...
Jadi, istimewanya di bagian mana?
Telur asin ini sebenernya biasa saja, sama kayak telur yang dijual di pasaran.
Lho, katanya istimewa?
Ssst...Udah...udah...diem....saya mau mulai cerita...*benerin dasi*
Istimewa... karena...karena telur ini baru saja menempuh jarak puluhan kilometer hanya demi sampai di rumah saya ini Mak....
*melongo* kok bisa?
Bisalah Mak, Ibu mertua saya yang sengaja ngirim paket telur asin ini dari Wonogiri ke Bekasi. Wonogiri Mak...sampai ke Bekasi *bangga jumawa, heboh tingkat dewa*
*tertawa* Dikirimin telur asin aja kok hebohnya setengah mateng, sampe dibuat posting bareng segala.
Oke...baiklah, mungkin emak-emak yang baca tulisan ini sama dengan ucapan tetengga saya, saat saya pamer telur asin kiriman mertua.
Hari gini telur asin dikirim. Mending duitnya ditransfer. Daripada buat bayar pos, ongkos kirimnya dibeliin telur asin udah dapet 2 lusin. Hemat, cermat, bersahaja. Pilihan ibu-ibu bijak dan cerdas.
Tapi percayalah Mak, dikirimin duit sama barang dari mertua itu kesannnya berbeda.
Kalau saya dikirimin duit, paling juga langsung ludes. Tidak berkesan. Dan biasanya saya lupa kalau duit itu duit mertua. Hahaha....
Tapi kalau dikirimin barang...
Coba bayangin, sepasang kakek nenek yang sudah menua, beruban, tangannya yang keriput menenteng kotak kardus berisi telur asin. Berjalan dengan tubuh membungkuk datang ke pos untuk ngirim telur asin beberapa biji ke anak dan cucunya, itu adalah hal yang luar biasa. Terharu.
Apa??? Kurang terharu?
Oke, baiklah...mungkin saya harus cerita lebih banyak lagi tentang ibu mertua saya.
Ibu mertua saya adalah sosok yang penuh kasih sayang, lemah lembut, tidak pernah marah khususnya terhadap saya. Mungkin dulu pernah agak sebel sama saya. Tapi entahlah, saya lupa # sayamahgituorangnya sering lupa.
Ibu mertua saya sosok yang suka memberi, terbukti dengan adanya telur asin istimewa di atas. Ibu mertua saya sering sekali kirim kami makanan. Kadang permen seribuan sepuluh biji sama biskuit, kadang bakpia, kadang biskuit bolu. Pernah suatu ketika, saya ditelpon lalu ditanya,
"Di rumah lagi panen lele, tak kirim lele ya?"
Saya agak ragu menjawab. Saya sudah pastikan, lele itu nanti kalau dikirim pasti nggak bakalan enak dikunyah karena sudah lama bermalam di jalanan.
Pernah suatu ketika, ibu mertua saya lagi seneng bikin bolu pisang. Dan tiba- tiba, saya dikirimi bolu pisang dua loyang. Jangan ngebayangin kue bolu seperti yang saya lihat di group-group masak terkenal di jagat maya. Ini kue bolu pisang biasa saja. Tapi saya tetap menyebutnya, kue bolu pisang istimewa.
Sambil ngunyah kue bolu yang agak keras itu, saya ngebayangin ibu mertua saya pulang dinas langsung pegang mixer, bikin kue, trus langsung berjalan ke agen pengiriman ngirim dua loyang kue bolu untuk anak dan cucunya.
Ah, terharu...
Ibu mertua saya, adalah sosok wanita yang lembut hatinya. Saat mbah kakung saya meninggal, saya hampir nggak bisa keluar airmata. Tapi, ibu mertua saya justru paling lama nangisnya dan paling sering menyeka air mata.
Ibu mertua saya adalah sosok ibu yang murah hati, pemaaf, tidak mudah dendam. Ibu yang tidak pernah lupa ngucapin selamat ulang tahun untuk anak dan cucunya.
Ibu mertua saya, ibu yang tidak pernah lupa mencium kening anak dan menantu perempuannya saat melepas keduanya pergi.
Saya bahkan percaya, jika kelak suatu saat tiba waktunya Allah mengambilnya, maka beliaulah orang yang pantas masuk surga.
Masih kurang mengharu biru ya....
Oke, baiklah...saya memang tidak bisa menuliskan kata-kata yang mengharu biru. Menyematkan puisi diantara puluhan kata untuk memujanya. Tapi percayalah, Mak...sudah sejak beberapa tahun lalu, saya tidak berani menyematkan kata mertua di belakang kata ibu yang disandingnya. Ibu mertua ya ibu. Ibu saya, yang menjadi bagian dari hidup saya. Seperti halnya suami yang menyatu dengan diri ini.
Selayaknya manusia biasa, hubungan saya dengannya pun tidak sempurna. Ada sedikit rasa tersakiti, tidak lantas membuat saya cerita ke orang-orang mengobral aibnya. Aib ibu mertua adalah aib suami saya. Dan aib suami adalah aib saya juga.
Saya pun menyadari, ibu mertua saya kadang empet juga liat ulah saya yang menyebalkan dan tidak cocok dengannya. Tapi, dia tidak pernah sekalipun mengkritik saya secara pedas, bermuka sewot, apalagi mencaci maki saya. Seperti ucapannya di teras waktu itu, saat beliau menasihati salah satu tetangga.
"Membenci mertua itu berarti membenci suami. Menjelek-jelekkan mertua itu berarti menjelek-jelekkan suami. Dan menjelek-jelekkan menantu, berarti secara tidak langsung menganggap anak kita jelek. Kan udah jelas, yang jelek jodohnya orang jelek, yang baik berjodoh dengan orang baik" Begitu kata ibu mertua saya.
Yess! untung ibu mertua saya pinter*siulsiul*
Intinya adalah, kita harus saling menerima kekurangan masing masing. Kalau ada hal-hal jelek, saya lebih memilih untuk melupakan. Begitu juga dengan ibu mertua saya. Hal-hal buruk tidak perlu diungkapkan. Bagaimanapun juga, suami saya yang sangat saya cintai, lahir, besar, berkembang dan tumbuh
Saya berhutang budi padanya. Kalau bukan karena kasih sayangnya, saya tidak memiliki suami yang penuh kasih sayang, nggak tegaan kalau lihat istrinya capek dan menderita. Suami saya juga seorang pemaaf, itu juga karena ibu mertua saya yang mengajarinya.
Dari cerita saya di atas, pasti sudah bisa nebak kan ibu mertua saya sosok ibu mertua seperti apa?
Ibu mertua memberikan teladan kepada kami, anak dan cucu-cucunya untuk saling menyayangi, suka memberi, walaupun yang diberikan hanyalah barang-barang sepele. Dan selalu menerima orang lain apa adanya.
Nah, masih ingat kan lagu Ibu Kita Kartini? di syairnya dituliskan bahwa Ibu Kita Kartini adalah putri sejati, putri Indonesia, harum namanya...
Kalau saja di keluarga besar kami ada pemilihan putri-putri, maka saya akan memilih ibu mertua saya sebagai putri sejati dan saya...
saya sebagai putri Indonesianya hahahha....
Salam...pareng...*ditimpuk pakai ulekan*
Selamat Hari Kartini Emak-Emak Blogger....
Tulisan ini diikut sertakan dalam acara posting bareng Kumpulan Emak Blogger dalam acara kartinian bersama ibu mertua#eh
Ini tulisanku tentang ibu mertua, mana tulisanmu? Jangan lupa komentar ya...
Hebat ya Ibu mertuanya Mak. Memang dapet kiriman barang itu lebih maknyeess rasanya ketimbang kiriman duit :D
BalasHapusIya mak..dikirimin barang lebih terasa perjuangannya. Trm kasih ya mak, atas kunjungannya:)
Hapusembenci mertua itu berarti membenci suami. Menjelek-jelekkan mertua itu berarti menjelek-jelekkan suami. Dan menjelek-jelekkan menantu, berarti secara tidak langsung menganggap anak kita jelek. Kan udah jelas, yang jelek jodohnya orang jelek, yang baik berjodoh dengan orang baik" Begitu kata ibu mertua saya.
BalasHapusHika.. terimakasih partisipasi nya
Iya,mak....terima kasih udah dikunjungi:)
HapusIya,mak....terima kasih udah dikunjungi:)
Hapusembenci mertua itu berarti membenci suami. Menjelek-jelekkan mertua itu berarti menjelek-jelekkan suami. Dan menjelek-jelekkan menantu, berarti secara tidak langsung menganggap anak kita jelek. Kan udah jelas, yang jelek jodohnya orang jelek, yang baik berjodoh dengan orang baik" Begitu kata ibu mertua saya.
BalasHapusHika.. terimakasih partisipasi nya
ibu itu ... adalah ibu ku.
BalasHapusdimana surga berada di kaki nya...
walo pun aku sering mengecewakannya...
tapi beliau yg pertama kali menangis ketika aku bersedih...
... jika ga ada beliau... aku ga ada...
*dengan bapak satu paket tentunya....
love u emak lis...
Hihi...iya umi...terima kasih udah komentar:) postingan ini tidak terpilih mjd yang terbaik. Tapi tetep, ini yang menurutku postingan plg baik*ngeles
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussetuju bund, mertua itu ya orangtua kita
BalasHapussetuju bund, mertua itu ya orangtua kita
BalasHapusBener banget. harus menghargai mertua kok :D
BalasHapus