Rapotan Shasha
Sabtu kemarin, tanggal 22 Juni Shasha
terima raport. Sebelum berangkat, Shasha sempat bilang, kalau Shasha juara 1 dia
minta dibeliin sepatu roda. Kalau juara 2, minta renang di waterboom, kalau
juara 3, makan ayam di kfc.
“ kalau nanti nggal dapet rangking,
berarti nggak dapet apa apa ya….? Kataku menggodanya.
Shasha mengangguk agak berat.
Sepertinya, dia deg deg an juga. Semester lalu, dia mendapatkan juara 8. Kalau
sampai nggak dapet juara, bisa maluuuu laaaaaaah……….
Okeee……siap!
Saya berangkat agak tergesa gesa.
Karena pagi itu ternyata saya harus bangun kesiangan. Jadwal pengambilan jam
setengah 8 sampai jam 10. Dan saya berangkat pukul setengah Sembilan. Belum
bisa dikatakan telat. Walaupun, ketika sampai di sekolahan, suasana sudah
ramai. Malah udah ada yang pulang.
Dengan wajah berpeluh peluh, saya
tergopoh gopoh memboyong adiknya yang masih tidur ke dalam kelas. Seperti biasa, nama nama
siswa yang mendapatkan rangking 10 besar di tempel di jendela depan kelas. Saya
berhenti sejenak di samping pintu, diikuti Shasha yang dari tadi menarik rok
saya. Pas lihat daftar daftar namanya,
“ loh…..kok, nama kamu nggak ada kak?”
kataku agak serius.
Shasha diam sejenak. Meminta saya
menunduk. Dia berbisik.
“ ada bun…di no 7” katanya. Aku mengangguk.
Mataku menatap ke deretan bawah.
‘Oh, pantes aja nggak ada….bunda lihatnya
yang peringgkat 1,2,3. “ aku meliriknya.
Shasha hanya nyengir kuda. Menelan ludah kecewa. Sepatu roda yang di impikan
ternyata harus melayang tahun ini.
“ yah,……shasha peringkat 7 deh…..” aku
berpura pura pasang wajah kecewa, saat menemukan namanya ada di urutan no 7.
Shasha menyenggol lenganku. Meminta aku
menunduk lagi.
“ Bilang Alhamdulillah bun…….lumayan
dapet peringkat 7. Dari pada nggak dapet” katanya setengah berbisik. Saya
tersenyum. Halahhhhh….alesan.
Begitulah saya, kadang anugrah anugrah
kecil itu, lupa saya syukuri. Terlambat bilang Alhamdulillah…..
Padahal, itu kan termasuk nikmat juga.
Saya kadang secara nggak sengaja,
spontan bilang
“ kenapa sih, nabung berbulan bulan
Cuma dapet segitu doang…..” padahal, seharusnya saya bilang,
“ Alhamdulillah……masih bisa nabung.
Walaupun sedikit”
Sering juga saya ngomel,
“Setiap pergi ke tempat baru, selalu
saja nyasar. Ayah nggak oke…..”
Padahal, kata terbaik yang harus saya
ucapkan adalah….
“Alhamdulullah….karena nyasar, kita
jadi punya pengalaman baru. “Dan masih banyak lagi nikmat yang tidak saya
syukuri. Yang dalam sehari saja nggak cukup dihitung pakai jari . Saya hanya
mengambil dari sisi negatifnya. Sisi positifnya saya abaikan begitu saja.
Semoga, dengan catatan ini, saya bisa terus ingat, bahwa anugrah itu tidak
dilihat dari besar kecilnya tapi dilihat dari seberapa besar kita mamou
mensyukurinya.
Shasha…..selamat ya, jadi peringkat 7.
Semoga semester depan bisa jadi juara kelas. Dan sepatu roda impian berhasil di
beli.
Komentar
Posting Komentar
terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)