Langsung ke konten utama

Kuis Siap Siap Aku Bisa Turut Membangun Karakter Anak Bangsa


Sekitar semingguan yang lalu, saya dapet kabar dari anakku kalau dia mau diikutsertakan buat acara lomba cerdas cermat. Nggak tau cerdas cermat nya seperti apa dan bagaimana. Yang pasti, acara itu bakal disiarkan oleh salah satu stasiun televisi. Stasiun televisi mana, itu juga masih misteri:p

Proses syuting

Tapi kemudian, saya dapet informasi dari sekolah, bahwa nama lombanya itu Siap Siap Aku Bisa. Yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Lomba ini ternyata juga bukan lomba pelajaran ngitung-ngitung. Tapi lebih banyak soal tentang ragam budaya indonesia dan tokoh-tokoh nasional.

Setelah pemilihan peserta itu, anakku kemudian mendapatkan kisi-kisi soalnya. Saya pikir, kisi-kisinya itu sekolahan yang bikin. Tapi ternyata emang dari tim kuis nya ya buat. Jadi gampang lah ya, udah ada kisi-kisinya.

Apalagi, yang maju tiap sekolahan sebanyak 60 anak. Trus dibagi-lagi menjadi 6 kelompok. Jadi ada kelompok yang ngapalin tentang tokoh pahlawan, ada yang ngapalin tentang seluk beluk indonesia. Ada juga yang bertugas mengeluarkan pendapat. Anakku kebetulan bertugas mengeluarkan pendapat. Makin gampil lah...secara anakku itu kalau disuruh ngeluarin uneg-uneg kan jagonya. Jadi nggak usah khawatir, dia pasti bisa.

                                               

Selain disuruh ngapalin kisi-kisinya, anak-anak juga diminta buat ngapalin lagu dan gerakan buat pembukaan dan penutupannya. Wajib pokoknya. Karena mereka akan melewati proses syuting. Mana latihan cuma seminggu. Kalau kata anakku, lebih enak ngapalin kisi-kisinya daripada ngapalin lagu dan gerakannya. Ya iyalah...berpendapat mah suka-suka dia mau ngomong apa:)

Setelah latihan semingguan, akhirnya hari minggu tgl 8 April 2018 lomba pun di gelar di gedung Wibawa Mukti. Penghuni Bekasi, udah tau belum gedung Wibawa Mukti itu di mana?

Gedung Wibawa Mukti sama stadion Wibawa Mukti ternyata beda lho....Sempat mengira kalo acaranya di stadionnya. Untung belum ke sana. Kalau ke sana pasti ketemunya sama tukang cilok:D. Gedung Wibawa Mukti berada di sebelah gedung Pemkab Bekasi. Masih gabung jadi satu komplek.

Acara kuisnya sebenernya diadakan selama dua hari. Hari sabtu dan minggu. Sekolah anakku dapet jadwal pas hari minggunya. Bertarung dengan 4 sekolah lain. Sehari ada dua group yang main. Group pagi mulai jam 10.00-12.00 WIB. Dan group siang jam 13.00-15.00 WIB. Tapi trus molor gara-gara ulah bel yang tidak bersahabat.

Sekolah anakku sendiri masuk di group ke dua. Jadi mainnya jam 13.00. Meskipun begitu, pihak sekolah sudah menetapkan jadwal buat datang jam 11.00 di tempat acara.  Jadi 2 jam sebelum mulai, anak-anak dan para orang tua sudah berada di gedungnya. Biar persiapannya longgar.

Di acara ini, anak-anak pakai baju adat ya. Kelihatan keren-keren semua. Udah lama banget saya nggak liat anak-anak pakai baju adat. Bisa jadi hiburan mata dan hati. Entah bentuk bocahnya kayak apa, menurutku kalau pakai baju adat itu terlihat lebih gimana gitu. Lebih keren pastinya.

Wajah kelaparan di atas panggung. Tapi tetep keren:)
                 
Di sekolah anakku, semua anak putri berjilbab. Tapi tetap tidak mengurangi keindahan baju adatnya. Tetep menyesuaikan. Kalaupun ada pernak pernik di atas kepala, masih bisa ditaruh di atas jilbabnya. Nggak mengurangi kekerenan baju adatnya lah. Sekolah-sekolah lain ada juga yang pakai sanggul, pakai topi atas kepala ala-ala sumatera (nggak tau namanya apa). Anakku sendiri, milih baju kebaya. Disuruh pakai baju Sulawesi atau Aceh sekalian nggak mau. Maunya yang gampang-gampang aja.

Ternyata, diam-diam anakku itu udah titen. Alias udah hapal betul bahwasannya kalau kegiatan apapun bareng sekolahan, kalau pas waktunya sholat tetep harus sholat. Jadi dia pikirnya, kalau bajunya ribet, ntar ribet juga kalau mau sholat. Hehe..

Dan ternyata memang benar, saat acara mau mulai, anak-anak digiring dulu ke masjid untuk sholat. Padahal, masjidnya lumayan lah jaraknya. Sampai di gedung tempat lomba, lombanya udah mau mulai. Rombongan anakku masuk ke panggung terakhir sambil ngos-ngosan abis lari-lari dari masjid. Malah ada beberapa anak yang belum makan. Karena abis dari masjid kan harus masang-masang lagi konde nya di atas jilbab.

Anakku sendiri, setelah dari masjid langsung minta makan. Katanya, "Yang penting makan dulu lah Bun, dandannya entar aja." Jadilah naik ke atas panggung alisnya belum digaris. Hmmm.

Memasuki area panggung, semua orang berjubel masuk. Para orang tua kameranya udah on semua, jeprat jepret anak-anaknya di atas panggung. Ada yang duduk ngampar di pinggiran, ada yang berdiri di barisan dekat-dekat pintu. Semua ngumpul jadi satu pengen nonton anaknya tampil.

mulai deg deg an

Setelah kru menyatakan bahwa acara akan dimulai, area lombapun senyap. Pembawa acara bernama Kak Rina berkomunikasi dengan para peserta dan dewan juri dengan lincah. Jadi nggak ada serem-seremnya juga sih. Malah terlihat lebih santai aja.

Acara pertama dimulai dengan gemuruh lagu Siap Siap Aku Bisa yang dinyanyikan bersama-sama oleh seluruh peserta. Di detik-detik inilah, kami gerombolan para emak jantungnya mulai berdebar kencang. Kepala saya malah pusing banget karena nahan air mata terus. Nggak tau kenapa ya, liat anak-anak riang gembira itu malah saya pengen nagis terhura. Dan setiap terdengar bunyi bel kayak denger bunyi ledakan gas. Dag dig dug dor. Bapak-bapak pun banyak yang serius. Pun begitu dengan anak-anak. Setelah lomba dimulai, semuanya jadi konsentrasi pada satu titik, Kak Rina.

Pertanyaan dibagi menjadi 6 sesi. Sesi pertama pengenalan tokoh, sesi aku cinta indonesia, sesi sikap baikku, sesi makanan khas daerah, trus apalagi ya saya lupa. Tiap-tiap sesi berisi dua pertanyaan yang harus diperebutkan. Peserta yang berjumlah 60 itu nanti, akan pindah posisi tiap sesi berakhir. Peserta barisan depan yang punya hak untuk menjawab. Jadi semua peserta tetap punya kesempatan buat menjawab, sesuai dengan kisi-kisi bagiannya.

Seru?? Banget.

Tapi pas lagi seru-serunya, ternyata bel nya ngambek. Sempet distop  beberapa waktu untuk perbaikan. Sampai akhirnya bisa dipakai lagi.

Acara kuis Siap Siap Aku Bisa ini unik. Setiap jawaban peserta akan dikomentari oleh dewan juri. Jadi misalkan jawabannya Nusa Tenggara Barat, peserta akan menjelaskan tentang daerah itu. Jika jawabannya kurang detail, dewan juri akan menambahkan lagi. Jadi penontonpun ikut belajar lagi tentang budaya indonesia dan tokoh-tokoh yang ada di pertanyaan. Nilai juga tergantung sama lengkap tidaknya jawaban yang diberikan peserta. Dan tergantung penuh sama penilaian dewan juri.

Di awal-awal perlombaan anakku sempat unggul beberapa saat. Tapi trus akhirnya terkejar oleh kelompok lain. Sebenernya, soal-soalnya itu gampil banget. Cuma ya, karena caranya rebutan jadi siapa yang duluan mencet bel yang pasti dapet nilai.Tapi nggak apa-apa lah ya. tergantung keberuntungan ini#puk-puk emak-emak.

sementara:)

Bisa dibilang, acara ini sukses. Buktinya, banyak ibu-ibu yang berkomentar positif di group sekolah anakku. Semuanya senang gembira. Meskipun hanya berada di tingkat 3. Karena yang harus diambil cuma juara satu untuk maju babak final. Pengalaman yang mereka dapatkan sungguh luar biasa.

Saya pribadi memberikan apresiasi yang positif untuk acara ini. Jujur, acara ini bagus banget. Selain untuk mengenal lebih jauh tentang indonesia, juga bisa membangun karakter anak bangsa. Nggak cuma anak-anaknya. Orang tuanya juga pasti dapat pelajaran. Kan orang tuanya ikutan denger jawabannya. Jadi ikutan belajar dong...Dan jujur juga, setelah ikut perlombaan itu, saya jadi sering buka atlas sambil bengong, kapan ya bisa ke sana hehe...

Tim yang bertugas di acara tersebut juga keren, ramah, nggak jutek atau nyebelin. Semuanya baik. Saat saya terdesak oleh penonton lain sampai masuk ke area tim, ada kru yang mempersilahkan saya lompat. Padahal saya nggak enak masuk ke area itu. Tapi terus kemudian batas area nya dilakban tanda nggak boleh masuk. Suka...suka...suka...nggak perlu ngomel ngomel langsung ke solusi.

Kalau di lomba itu bertujuan untuk membentuk karakter baik anak bangsa, maka tim sudah memberikan contoh yang nyata.

Beberapa usulan dari saya, mudah-mudahan aja ada tim Aku Siap Aku Bisa yang baca. Agar selanjutnya bisa menjadi lebih baik lagi ya...

Pertama, bolehlah dimasukkan soal cinta lingkungan. Atau cinta wisata Indonesia. Misalnya, gimana cara buang sampah yang baik dan benar. Secara, di acara kemarin, saya liat ada yang dengan sengaja buang bungkus mika kue di bawah pohon mangga. Saya syediiih....Kebanyakan orang tua yang hadir sepertinya orang tua yang berpendidikan menurutku. Tapi kok, masih buang sampah sembarangan. Harusnya malu kan. 

Kadang saya menilai seseorang itu pinter apa nggak  cuma liat dari cara buka pintu alfamidi sama buang sampahnya. Kalau pas tulisan dorong dia dorong berarti dia pinter. Pun begitu juga dengan buang sampah. Setinggi apapun pendidikannya, kalau masih buang sampah sembarangan dia bukan termasuk golongan orang-orang pintar. Receh ya, cara deteksinya. Tapi begitulah...hal-hal kecil kadang mempengaruhi hal-hal besar dalam dirinya. Mbulet ya....hahahah

Kedua, sebelum acara dimulai sebaiknya beri satu aturan bagi penonton ataupun peserta untuk tidak mengintimidasi lawan dengan sorakan "Huuuuuu". Kenapa? karena menurut saya, itu kan awal sikap bully ya...
Kemarin itu banyak banget yang setiap kali ada peserta yang gemetaran waktu jawab atau jawabannya agak kurang tepat ada yang nyorakin seperti itu. Jadi kan anak-anak jadi tambah grogi. Nggak semua anak yang berdiri di situ punya keberanian yang kokoh kan.

Ketiga, beri aturan yang tegas atau kalau perlu sekalian tertulis tentang aturan lombanya. Misalnya, tentang waktu untuk mencet bel. Saya dengar berkali-kali host memberikan aturan, "Tolong ya...tekan bel nya kalau pertanyaan sudah selesai." Tapi tetap aja ada orang tua yang udah ngasih kode ke anak untuk mencet bel padahal soal baru separo dibacakan. Kadang orang tua saking tuanya nggak paham sama aturan yang cuma diucapkan di atas panggung:)

Keempat, beri aturan juga agar para penonton, orang tua, ataupun guru tidak usah ngasih kode apapun saat acara berlangsung.

Kayaknya gitu aja deh ya...Mudah-mudahan punya kesempatan untuk ikut acara seperti ini lagi. yang pasti, acaranya keren...

Khusus buat anakku dan teman-temannya di sekolah Nurul Fajri dan seluruh peserta lomba yang ikut, kalian semua hebat...

Dan satu lagi buat para guru, khususnya Pak Ade pembimbing anakku yang penuh kesabaran. Dari awal mulai lomba saya sering memperhatikan gerak gerik beliau. Setiap kali anak-anak menatap wajah beliau, Pak Ade mengacungnya jempolnya. Senyum tak penah lepas dari wajahnya. Sungguh romantis.

Kalau saya transfer dalam bahasa melonkolis, mungkin adegannya bakal seperti ini.

"Pak Ade...Pak Ade...Aku deg-degan...pundak mana pundak..." Seru anak-anak sambil gemeteran pegang bel. Lalu, Pak Ade yang bersandar pada tembok tersenyum sambil menatap murid-muridnya

"Tenang anakku...deg deg an itu berat, kamu nggak akan kuat. Biar aku saja..." 

Hahahaha #tetep.

Terima kasih untuk para guru, semoga sehat selalu, dan umurnya berkah...

Foto Bareng Pak Ade

Dan para orang tua, yang sukses membuat kepala saya pening karena nahan air mata. 

Nak...mama-mama kalian itu hebat semua. Ketika kaki kalian menginjak panggung, siapa orang pertama yang ikut desak-desakan ngambil foto kamu? MAMA

Nak...ketika juri bilang,"Saya kasih waktu beberapa menit untuk kasih minum ke anaknya", Siapa yang pertama kali lari-lari nyamperin kamu nyodorin botol? MAMA

Nak...Ketika kamu di depan panggung bergelut dengan jawaban-jawaban yang rumit, siapa orang yang diam-diam mengucapkan doa untukmu? MAMA

Nak...ketika juara tidak jadi milikmu, siapa orang yang pertama kali menyambutmu turun panggung dengan wajah senyum penuh kebanggaan? MAMA

Nak...Siapa orang yang upload pertama kali foto lombamu di media sosial? Nggak usah dijawab:D

Udah...udah...postingannya udah kepanjangan:) 

   





Komentar

  1. aslm. ibu... sekolah saya akan ikut lomba yang sama... tapi kisi2 nya blm d bagikan... bisa minta tolong kasi kisi2nya seperti apa?

    BalasHapus
  2. Ibu, anak saya juga kepilih lomba yang sama tapi kisi kisinya belum ada.. Bisa minta bu?

    BalasHapus
  3. I feel you ibuuukkk... anakku hari ini ikutan jg acara ini di bogor dan Puji Tuhan menang... keren si acara ini... soal essai gitu, klo emaknya dpt giliran jawab jg amburadul kali njawabnya krn grogi hihihi... anak2 jaman now eta hebat2 euy...

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum buk, sy dari Direktorat Pembinaan SD, terima kasih banyak ibuk testimoninya, ohya mohon izin kontaknya boleh kah buk? kita ingin bertanya lebih lanjut mengenai testimoni tentang kuis SSAB. Terima kasih

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu