Langsung ke konten utama

#jalanjalan : Camping Keluarga di Wisata Alam Capolaga (day 2)


Nerusin cerita yang kemarin ya. Yang belum baca silahkan mampir ke link di bawah dulu biar nggak kepotong ceritanya. Karena sengaja saya bikin dua postingan. Saya kan orangnya penyayang. Jadi sayang banget kalo fotonya yang masuk blog cuma segelintir:D. Kalau dimasukkan ke dalam satu postingan, berat bingiiit...Maklum, pengalaman pribadi fakir paketan data.

Baca ini dulu ya Camping keluarga ke wisata alam Capolaga

Berhubung keadaan sekitar masih gelap, setelah subuh suami langsung tidur nggak bisa diganggu gugat lagi. Setelah subuh berlalu, ternyata suasana perkemahan malah sepi. Penghuni tenda lain yang sebelumnya nyanyi sambil gitaran pun tidak terdengar suaranya. Mereka mungkin udah enggan di luar karena udah ngantuk. Mau keluar berburu embun pagi juga belum kelihatan. Dan sayapun akhirnya mengikuti jejak mereka untuk ketiduran tidur.

Bangun-bangun, di luar udah ramai pada main bola dekat tenda. Karena camp area 2 itu emang paling luas dan datar dibandingkan camp area yang sebelah-sebelahnya. Jadi asik saja buat main bola sambil lari-larian.

Pas saya keluar, matahari sudah terlihat terang dan kabut pagi pun udah mulai menghilang (gagal berburu foto di pagi hari). Setelah lihat jam di hp ternyata memang sudah jam 7 pagi. Pergi ke kamar mandi trus bangunin bocah-bocah sambil bikin api unggun karena kayunya masih banyak sisa.

Pagi itu, saya udah nggak merasakan ngilu lagi di lutut. Kaki sudah kembali normal seperti biasa. Tidak seperti semalam yang rasanya pengen copot saja.

Pagi itu, setelah kami minum teh, yang kami beli di warung dekat tenda (Saya sengaja nggak bawa alat masak) langsung berencana menyusuri sungainya. Nggak berniat mandi lagi karena nggak mau ribet ganti. Kami berjalan menuju curug karembong, curug paling ujung di Capolaga. Curugnya lumayan besar dan jalan yang dilalui agak sempit dan licin. Harus hati-hati ya, apalagi jika membawa anak kecil. Pastikan alas kaki mereka aman buat jalan di tempat yang licin. Waktu kami sampai di sana, ternyata udah banyak banget orang mandi. Kebanyakan para pengunjung yang pulang, nggak camping di sini. Padahal hari masih pagi dan dingin lho...tapi pengunjungnya udah banyak aja.

tuh...curug karembong. Kalau mau ke atas lagi juga bisa

Dari karembong, langsung turun menyusuri jalan menuju ke curug goa badak. Ini curug lho ya, bukan goa yang yang bisa dimasukin orang gitu. Soalnya, suami agak kecewa karena ternyata goa badak itu nama curug bukan goa. hehe...

Perjalanan dari curug karembong menuju goa badak begitu menguras waktu dan tenaga. Selain jalannya sempit dan harus bergantian dengan para pejalan dari arah berlawanan, jalannya juga cukup jauh. Dan menurut saya lebih asik jalanan dari parkiran office menuju camp area ketimbang dari pintu masuk yang satunya.

Kalau lewat pintu masuk office, jalanannya cukup luas dan bersih. Bersihnya gimana, ya pokoknya seperti jalan yang sudah sering dilewati orang gitulah. Jadi terkesan lebih bersahabat. Sampai di curug goa badak, saya agak gimana gitu liat orang-orang pada mandi di situ. Secara, saya kan udah menyusuri aliran sungainya dari atas sampai bawah. Dan ngelihat banyak orang mandi, pikiran saya langsung horor trus teriak-teriak ke suami dan anak-anak agar tidak nyebur ke air nya. Sambil mbatin,"Whoy....itu kan bekas kobokan kaki orang di atas sana...!" Tapi cuma mbatin sih, nggak berani teriak beneran takut digampar sama orang-orang yang lagi mandi di situ. hahaha.

curug goa badak

Di dekat curug goa badak, ternyata ada camp areanya dan area fliying fox juga. Banyak yang mendirikan tenda juga ternyata. Karena penasaran, sayapun iseng-iseng turun menuju camp areanya. Camp area di dekat curug goa badak sempit-sempit. Dan menurutku kurang bersih kalo dibandingain sama camp area yang dekat curug sawer atau karembong. Walaupun ada kelebihannya juga. Kalo camp area dekat goa badak, jalan menuju parkiran lebih dekat daripada yang dekat curug sawer.

Dari curug goa badak, kami ke atas menuju parkiran yang ada di dekatnya. Jalan menuju parkiran memang tidak terlalu jauh, tapi tanjakannya itu super banget:D. Di area parkirannya, banyak warung yang berdiri di sana. Tidak seperti di parkiran office, di parkiran pintu masuk satunya lebih banyak warung makan dan orang jualan souvenir. Warung-warungnya sudah lumayan rapi lho...lumayanlah, kalo mau sarapan ke situ. Ada banyak menu, dan yang penting ada sate marangginya juga hahahah...dan satu lagi, tempat parkir dekat curug goa badak lebih luas daripada parkiran office.


jalan dari goa badak menuju parkiran

Dari parkiran, kami  langsung balik lagi ke tenda untuk berkemas-kemas. Tapi pas pulangnya ini, kami memilih lewat jalan atas area hutan pinus dan kebun teh milik warga. Karena kalau lewat jalan yang waktu berangkat, harus gantian sama pejalan kali yang dari arah berlawanan. Lewat jalur hutan pinus lebih sepi, tapi siap-siap gempor kaki. Secara, jalannya naik-naik dan naiiiiik terus. Turun-turun udah mau nyampe toilet dekat curug sawer. Dan itu sungguh melelahkan. Tapi mengasikkan juga sih, karena cuma segelintir orang yang lewat. Jadi bisa pake kecepatan berapa saja untuk jalan. Hehehe. Dan bonusnya, bisa foto-foto dengan latar pohon-pohon besar.

jalan setapak di antara pohon pinus dan kebun teh

Lelahnyaaaa....sungguh kaki berasa mau copot aja. untungnya masih kuat berdiri#lebay
Sampai di tenda  kami memutuskan untuk segera pulang, karena takut nggak kuat lagi menuju parkiran karena saking capeknya. Rencana awal, mau nyambung-nyambung ke mana gitu, tapi trus gagal karena ternyata sampai di parkiran malah pada tepar. Saya dan suami ngerasain banget kaki pegel pegelnya. Dan kamipun memutuskan untuk pulang saja biar cepat istirahat.


Sekedear tips ala-ala dari saya untuk yang mau datang camping ke sini, ya.

1. Carilah teman untuk camping.

Jadi jangan pergi sendiri. Ajaklah beberapa keluarga atau orang satu RT untuk camping bareng. Karena ternyata, camping sendiri itu tidak asik. Tapi jika memang tidak ada keluarga atau teman yang mau di ajak camping, sebaiknya kamu kasih camping gratisan ke mereka, mungkin mereka langsung semangat empat lima buat berangkat camping. Hahaha... Nggak ding, kalau emang mau sendiri ya, tidak apa-apa. Berkenalan dengan para pendiri tenda yang lain mungkin bisa membuat camping kamu lebih semarak:D

2. Telp dulu sebelum datang ke sana. Apalagi jika musim liburan panjang. Jauh-jauh hari sudah bilang ke pengelolanya agar tidak kehabisan tempat dan tenda.

3. Lebih baik nyewa tenda di Capolaga daripada nyewa di luar.
Ada beberapa orang yang lebih memilih untuk nyewa tenda di luar daripada nyewa tenda di Capolaga. Menurut saya, ada baiknya nyewa tendanya di Capolaga nya saja. Selain ngasih rejeki ke pengelola, juga bisa lebih akrab sama orang-orang di situ. Bisa dipasangin tendanya, sekalian bisa ngobrol sama orang-orang di daerah situ.

Percayalah, hal terindah piknik ke tempat pelosok itu kalau kita bisa ngobrol sama orang-orangnya. Jadi nggak sekedar menikmati tempat wisatanya saja. Biasanya, kalau urusan ngobrol sama orang-orang, saya pasrahkan saja ke suami. Dan mendengarkan obrolan mereka itu, ada sesuatu hal baru yang selalu didapatkan. Kadang malah ide cerita atau bisa menulis perjalanan dengan sudut pandang yang berbeda#uhuk. Tapi kalau memang punya tenda sendiri ya, nggak usah nyewa dong....ngapain nyewa-nyewa kalo punya sendiri. Pemborosan.

4. Jangan bawa kakek nenek bersusia lanjut untuk camping di sini.

Di jalan menuju tempat camp area nya, saya ngelihat ada nenek-nenek dan kakek kakek bawa barang bawaan banyak sambil sesekali berhenti dengan nafas ngos-ngosan. Nenek-nenek itu ngelus lututnya berkali-kali. Mau bantuin, saya aja kepayahan. Nggak bantuin kok ya, kasihan. Mana yang dibawa barangnya cukup banyak. Prihatin. Kalo emang ngebet banget pengen camping di sini, sebaiknya kakek nenek carikan penginapan aja di luar capolaga saat anak dan cucunya camping. Walaupun ini kejam, tapi tidak akan membuat kakek nenek kepayahan kan?

5. Menurutku, camp area yang atas dekat curug sawer lebih nyaman daripada di dekat goa badak. Ini menurut saya lho ya..Selain bersih, juga nggak was-was kalo anak-anak mau nyebur ke sungainya. Seperti yang saya bilang tadi, bahwa air ngalirnya ke bawah. Kalo di atas banyak yang udah mandi, nah...bawahnya bekas kobokan kaki dong ya...

Tapi bolehlah, kalo mau di coba semuanya. Misalnya minggu ini camping di dekat curug karembong, besok di curug sawer, besok di dekat goa badak. Silahkan saja... Memang, siapalah daku, aku hanyalah manusia biasa yang nggak pantas ngelarang-ngelarang dirimu piknik# mulai kerasukan sinetron.

Tapi enaknya kalau memilih camping di dekat curug goa badak itu, parkirannya dekat. Nah...silahkan mau pilih yang mana.

6. Bawa emergency dan obat-obatan sendiri.

Sebaiknya bawa lampu emergency sendiri dan bawa obat-obatan pribadi. Ingat, di tempat ini counterpain lebih penting daripada cream anti aging:D. Maklumlah, udah mulai usia matang (menolak disebut tua). Di dalam area campnya nggak ada yang jual obat, ya. Jadi sebaiknya jaga-jaga sendiri.

7. Jika barang bawaannya banyak, ada kulkas, ada tv, ada radio, ada kompor, ada termos, ada gitar, ada tabung gas, ada ulekan sama cobeknya, sebaiknya pakai jasa antar saja nggak usah bawa sendiri. Takutnya malah gempor di tenda nggak jadi menikmati suasana. Di office ada jasa antarnya juga lho....Tapi ya, tentu saja harus bayar. Tapi kalau barang bawaan kamu begitu dahsyat, saran saya sebaiknya pakai jasa antar saja. Apalagi kalau campingnya camping manja. Segala bantal guling dibawa.

8. Di Capolaga ada yang nyediain kayubakar buat bikin api unggun. Jika mau bikin api unggun, mintalah pengelola untuk membuatkan api unggun. Harga kayubakar nggak sampai seratus ribu kok. Bonusnya, api unggunnya cepet nyala.

Jangan kayak bapak-bapak ini, nyalain api unggun udah dua jam an nggak nyala-nyala:P


gagal jadi pengelola :D
Begitu ajalah kayaknya...kalau mau camping ke sini, alamatnya ada di bawah. Kalau mau pesan tenda bisa telp ke office nya. Ingat, kalau cuma berempat dan cuma semalam, nggak usah segala panci dibawa. Biar nggak ribet, makannya beli di luar aja.

Ini alamatnya, silahkan nanya ke google map saja. Karena kalau saya yang jelasin, khawatirnya malah nggak sampai-sampai:D

Taman Wisata Alam Capolaga

Kp. Panaruban. Ds cicadas subang
Telp: 0260-470941 (Pak Nandi)

Selamat camping manja  ya, emak-emak...

Komentar

  1. seneng deh baca review nya Teteh tentang Capolaga. Kebetulan aku dan keluarga besok mau kesana. sedang buat initerary karena akan 3 hari 2 malam.. Kan gak mungkin goleran di camp aja yaah :D

    BalasHapus

Posting Komentar

terima kasih sudah komentar di blog ini. komentar insya Allah akan saya balas. Atau kunjungan balik ke blognya masing masing :)

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu