Langsung ke konten utama

[ Kegiatan Anak ] Mengelompokkan Koin



Hari ini, ceritanya ayahnya pergi ada acara ke Belitung. Karena libur panjang dan nggak ada ayahnya, anak-anak udah mewanti-wanti untuk main seharian. Pokoknya, saya nggak boleh marah-marah, nggak boleh masak lama-lama, nggak boleh ngurusin cucian. Harus full ngurusin mereka, begitu permintaannya bocah-bocah.

Akhirnya, saya buatkan agenda bermain untuk mereka. Hari jumat rencananya mau bikin percobaan gunung meletus. Tapi karena tukang kue tutup, jadinya males juga mau nyari bahan-bahannya ke tempat lain (bahan-bahannya semua ada di toko kue ). Akhirnya, saya agendakan mereka untuuuuuk....ngelompokin koin. Alias mbuka celengan hahahaha...Iya, emaknya lagi butuh recehan buat menyambung nyawa. Jadi kayaknya, kegiatan ngelompokin koin ini tepat untuk bermain bersama:D

Awalnya, kakaknya antusias banget liat uang celengan dibuka. Dia langsung semangat ngumpulin uangnya. Adeknya sih, ikutan antusias. Tapi trus males saat dia bingung beda-bedain uang koinnya.


Tuh, liatin...baca uang koinnya aja lama banget.

Kegiatan mengelompokkan uang koin ini ternyata bisa memakan waktu panjang lho...Buat anak-anak yang nggak terbiasa pegang uang, bukanlah hal yang mudah. Dan berpotensi membuat anak jadi bosan. Apalagi kalau sudah ada benih-benih ngantuk melanda. Bukannya makin happy tapi malah mumet.

Adeknya malah udah eneg duluan ngeliat uang koin segunung. Mungkin emang belum cocok sama umurnya yang masih 4 tahun. Atau memang, karena uang koinnya banyak banget jadi dia nya sudah langsung patah semangat duluan.

Ngomongin masalah patah semangat, kakaknya itu termassuk anak yang mudah sekali menyerah, bosan, dan malesan. Tapi waktu dikasih kegiatan ngelompokin koin ini, dia ternyata anteng. Seenggaknya sedikit lupa sama gangguin adeknya:D

Nah, setelah uang koin dikelompokkan, trus disusun sepuluh-sepuluh. Pas nyusun ini, kakak sama adeknya mulai rebutan. Anak-anak seneng kali ya, kalau disuruh nyusun-nyusun gitu. Nah, pas nyusunnya itu kan harus dihitung, ini ternyata bisa buat latihan adeknya berhitung lho. Bolak-balik ngitung satu sampai sepuluh. Trus teriak-teriak sambil bilang,"Aku bikin menara....."

Nggak rugi lah ya, emaknya ngasih kegiatan kayak gini hahaha...

Tapi mungkin, lain kali kalau nyuruh anak buat ngelompokin koin lagi, koinnya harus di cuci dulu. Karena koin-koin itu, meskipun nggak kelihatan ternyata kalau megangnya banyak, tangan juga kotor. Trus bau logamnya itu nggak nguati.

Selesai disusun, giliran tugas emaknya ngiket koin pakai solasi. Dan ternyataaaa....ngiket koin pakai solasi ini bukan pekerjaan yang sangat mudah. Susahnyaaaa....atau karena memang saya nggak terbiasa ya...? Bener-bener menguras tenaga dan pikiran#lebay. Mata langsung kayak liat tawon menari-nari. Kepala juga kliyengan nggak jelas. Abis itu trus berasa lapar, padahal belum masak:D. Trus ujung-ujungnya jadi gemeteran. Jadi ibu-ibu, kalau mau ngasih kegiatan mengelompokkan koin ini sebaiknya masak dulu. Karena kegiatan ini ternyata juga berpotensi bikin lapar.

Selesai disolasi, yang memakan waktu sampai tiga jam dari dimulai ngelompokin sampai nyusun trus disolasi, bisa disambi ngobrol lho...ngobrol bareng anak. Bercerita tentang apa saja. Temannya di sekolah, film, buku, cerita-cerita seru dan lucu. Jadi kalau mau ngasih kegiatan ini ke anak, emaknya harus siap dirusuhi waktunya. Dan usahakan, anak-anak yang belum mengerti uang koin sebaiknya tidak mendekat, takut dimakan.

Selesai ngelompokin koin, saya baru tahu. Ternyata, kegiatan yang sangat sepele itu bisa membuat anak belajar. Belajar sabar, belajar teliti, belajar berhitung, bisa kepoin anak sambil ngobrol.

Jadi...., bolehlah kegiatan ini dilakukan tiap minggu. Selain bisa mendayagunakan uang recehan agar tidak berceceran juga bisa buat anak melupakan pergi jalan-jalan kalau lagi libur. Masalahnyaaa....celengan siapa yang mau dibuka tiap minggu???





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gigi Sudah Dicabut Tapi Masih Sakit

Gak punya foto dokter giginya. Adanya foto botol isi air garam buat kumur-kumur saat tindakan Selama pandemi ini, saya sering banget sakit gigi. Bentar-bentar sakit gigi, bentar-bentar ke dokter gigi. Padahal, ke dokter gigi dalam situasi seperti ini horor banget. apalagi kalau tempat dokter gigi langganan kena zona merah. Mau ke rumah sakit juga tambah takut. Masalah gigi ini sebenernya sudah lama banget. Tapi baru sekarang-sekarang ini aja bener parahnya. Disebabkan gigi geraham belakang bolong, trus lubangnya semakin lebar nggak karuan.  Sering sekali saya minta cabut aja sama dokter gigi. Tapi dokter gigi yang saya datangi seringnya menolak. Alasannya, tensi saya 130/90. Jadi kalau mau cabut gigi harus ke rumah sakit dulu, ke dokter penyakit dalam untuk cek segala sesuatunya sekaligus menurunkan tensi. Ujung-ujungnya ya ke rumah sakit dulu. Berhubung saya masih belum berani ke rumah sakit. Apalagi harus periksa gigi, harus cek ini itu, akhirnya acara cabut gigi batal terus. Daaaan.

Trip Sukabumi #Museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan

Kemarin, saat kami berkunjung ke Sukabumi mengikuti kaki melnagkah dan nggak tau mau melangkah ke mana lagi, akhirnya ada informasi katanya di Parung kuda ada sebuah museum. Museumnya bernama museum Palagan Perjuangan Bojongkokosan. Dari luar, kami sama sekali nggak mengira kalau di dalam sebuah area yang ada patung gedenya itu ada museum tersembunyi. Saat kami mau masuk pun, bingung mau masuk lewat mana. Ada beberapa anak berseragam sekolah yang mlipir mlipir di dekat pagar. Ketika kami dekati, ternyata itu bukan  jalan masuk utama. Hanya jalan kecil buat lewat satu oarang yang suempit banget. Setelah muterin wilayah berpagar itu, kami akhirnya bertemu dengan seorang bapak dan ditunjukinlah ke mana kami harus masuk. Mendekati pintu gerbang utama, banyak anak sekolah yang lagi nongkrong. Eh, ngomong-ngomong pintu gerbang...pintu gerbang masuknya ternyata udah nggak layak banget. Seperti mau roboh dan susah dibuka #ngenes Saat kami masuk nggak ada satupun yang menyambut #eaa

Jalan-Jalan Nikmat di Kampung Turis

Waktu pertama kali dengar nama kampung turis, bayangan yang terlintas di benak adalah sebuah kampung yang banyak turisnya. Atau...sebuah tempat yang isinya menjual aneka jajanan berbau asing. Kayak di kampung cina, yang isinya macam-macam barang yang berbau kecinaan. Tapi ternyata saya salah. Kampung turis ternyata sebuah resto(tempat makan), tempat ngumpul bareng, tempat renang, tempat main anak, sekaligus tempat nginep. Bahasa gaulnya, Resort and Waterpark. Kampung Turis berlokasi di Kp. Parakan, desa Mekar Buana, kecamatan Tegal Waru-Loji, kab Karawang, Jawa barat. Jadi ceritanya, minggu pagi itu rencananya kami sekeluarga mau ke curug Cigentis. Di daerah Loji juga. Tapi berhubung pagi itu, saat mau berangkat mobil ngambek jadilah kami nunggu mobil pulang dari bengkel. Pulang dari bengkel sudah jam 11 siang. Kalau nggak jadi berangkat rasanya galau banget, kalau berangkat sepertinya tidak memungkinkan karena perjalanan dari rumah ke Loji saja sudah 2 jam. Kalau mau nekat ke curu